Penulis: Ryu/Administrasi Publik 2014

“Nyatanya tidak demikian!”, sergahku pada diri sendiri
Kau pikir perut akan kenyang dengan makan pasir??
“Goblok!!” dadaku sesak penuh emosi
Kau ini badut atau apa?
Perutmu terlalu buncit untuk bisa memeluk kami
Janganian memeluk, melirik pun tak sudi
Rupanya kau untung banyak sejak merebut lahan kami
Kau tukar puluhan petak sawah kami dengan ratusan ribu saja
Kau dirikan dinding-dinding beton berlapis baja
Kau bilang mau mengikuti tuntutan zaman
Apa kau sudah edan? Besok apa yang kami makan??
Ingin kusumpal mulut kotormu itu dengan segumpal tanah lumpur, Tuan
Sebab terlalu muak kami dengan narasi kapitalismu
Maka enyahlah saja dari tanah moyang kami
Karena kami tak butuh gedung-gedung tinggi
Kami hanya butuh sekepal nasi