Bunga Rampai: Kumpulan Puisi DIANNS
...
Read MoreTersangkar dengan sadar Namun nalar layaknya pijar Mengagungkan kesamaan sebagai Tuhan Ia yang kuat, Ia yang tak terbantahkan Merdeka telah usang Menghilang dan terambang Dunia memang tidak akan akrab Denganmu : bintik hitam di antara putih Di mana kebebasan belajar yang digadang-gadang itu? Manusia hanya sebagai penunggang pena dalam sangkar Penulis: Dila Frilana Editor: Rifqah Dita Desain layout: Benediktus...
Read MoreKesekian kali ancaman terlontar Nalarpun tak mampu berjalan Egoisme lebih penting daripada nurani Pun tak berhak kau menginjak-injak harapan Apakah ini yang di sebut kebebasan? Apakah ini yang di sebut keadilan? Amanah kau emban tapi tak tersampaikan Kebenaran kau tutupi dengan tameng jabatan Sungguh ironis melihat keadaan ini Diam bukan pilihan Demi hak yang seharusnya didapatkan Meski usulan telah ditolak Hak telah terbabat Dan ancaman tetap mengalir Penulis: Tiara Tyas Ilustrasi: Widya...
Read MoreIbu, Daksaku tak dapat berhenti bergetar Bibirku membiru dingin tak membungkam Terkejut aku ketika melihat sekitar, Bu, rasa-rasanya bola mataku ingin melompat keluar Kerumunan itu berteriak ibu, tengah malam menuju pagi Terkepal tinju-tinju tangan mereka ke arah langit Tak lupa mereka lantangkan ucapan demi ucapan Usir setan tanah! Tanah milik rakyat! Nyanyian senantiasa mengalun di rungu ku malam itu ibu “Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar, bunda relakan darah juang kami, untuk membebaskan rakyat.” Gema gema teriakan terus mengiring derap langkah kerumunan Menyongsong kedepan kerumunan itu, sayup-sayu terdengar “hentikan kesewenang-wenangan!” Bersitatap mereka dengan kerumunan lain, Pakaian seragam dengan sepatu...
Read MoreAku yang berdiri disini, tonggak-tonggak kemenangan Berbujuk luka yang sama, kepada kawan Mengorbankan bara-bara kecil untuk melawan Mendirikan tiang-tiang kekuatan Kulilitkan ramuan-ramuan kemenangan Diriku selalu bersama mereka, mereka yang selalu terluka Jika tinggalnya dihisap lintah-lintah darat pemburu dunia Makananku hanya keberanian Obatku hanya bayang-bayang kehancuran Begitu sampai kapanpun aku tetap bersama mereka Bukan seperti cacing-cacing kremi pengkhianat dan berdusta Merangkul seperti kawan ternyata memantau dari belakang tidak akan ada penyesalan, jika ini memang pengorbanan Tubuh ini takkan merasa gagal Jika ini memang untuk tinggalku dan kawan-kawan Komporku selalu menyala dari belakang Penulis: Widya...
Read More