Category: Puisi

Jadi Sampah Jalanan

Menggelepar kesana kemari kawan terguling, terbang, terbanting di pinggir jalan dipijak atau tertindas tak dihiraukan lari atau tertatih tak diperhatikan tak pula dipedulikan berakhir di selokan atau di tempat pembuangan dasar sampah! begitulah nasibmu hanya dipandang, namun tak dipungut selesai guna, maka direnggut dibiarkan hingga mengkerut terdengar masam juga kecut terkadang kau bersembunyi di balik rumput kamu sampah, tak punya takut keroyokan timbulkan ribut aromamu membawa penyakit akut kronis dan buat predator kalang kabut terbirit meninggalkan hutan kabut   Penulis: Ilham...

Read More

Duri Pagar

Tersangkar dengan sadar Namun nalar layaknya pijar Mengagungkan kesamaan sebagai Tuhan Ia yang kuat, Ia yang tak terbantahkan Merdeka telah usang Menghilang dan terambang Dunia memang tidak akan akrab Denganmu : bintik hitam di antara putih Di mana kebebasan belajar yang digadang-gadang itu? Manusia hanya sebagai penunggang pena dalam sangkar Penulis: Dila Frilana Editor: Rifqah Dita Desain layout: Benediktus...

Read More

Di Mana Hak Kami?

Kesekian kali ancaman terlontar Nalarpun tak mampu berjalan Egoisme lebih penting daripada nurani Pun tak berhak kau menginjak-injak harapan Apakah ini yang di sebut kebebasan? Apakah ini yang di sebut keadilan? Amanah kau emban tapi tak tersampaikan Kebenaran kau tutupi dengan tameng jabatan Sungguh ironis melihat keadaan ini Diam bukan pilihan Demi hak yang seharusnya didapatkan Meski usulan telah ditolak Hak telah terbabat Dan ancaman tetap mengalir Penulis: Tiara Tyas Ilustrasi: Widya...

Read More

Ratap Anak Ibu Pertiwi

Ibu, Daksaku tak dapat berhenti bergetar Bibirku membiru dingin tak membungkam Terkejut aku ketika melihat sekitar, Bu, rasa-rasanya bola mataku ingin melompat keluar Kerumunan itu berteriak ibu, tengah malam menuju pagi Terkepal tinju-tinju tangan mereka ke arah langit Tak lupa mereka lantangkan ucapan demi ucapan Usir setan tanah! Tanah milik rakyat! Nyanyian senantiasa mengalun di rungu ku malam itu ibu “Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar, bunda relakan darah juang kami, untuk membebaskan rakyat.” Gema gema teriakan terus mengiring derap langkah kerumunan Menyongsong kedepan kerumunan itu, sayup-sayu terdengar “hentikan kesewenang-wenangan!” Bersitatap mereka dengan kerumunan lain, Pakaian seragam dengan sepatu...

Read More