Category: Ragam

LENTERA MALAM

Langit malam bagaikan tirai hitam tanpa bintang, hanya bulan purnama yang memancarkan cahayanya yang temaram. Aku duduk di kursi tua di samping ranjang ayah, mataku tak lepas dari wajahnya yang pucat pasi. Demamnya tak kunjung mereda, dahinya terasa panas membara. Batuknya yang sesekali terdengar seperti jeritan kecil menembus keheningan malam. Ayah terbaring lemas, badannya kurus kering tak seperti sosoknya yang dulu begitu gagah dan penuh energi. Aku tahu dia sakit parah, tapi dia menolak keras untuk dibawa ke rumah sakit. Trauma masa lalunya masih membekas, kenangan pahit tentang pelayanan buruk yang diterimanya dari rumah sakit masih menghantui. “Nak, tolong...

Read More

MELANGKAH

Bandung, 26 Mei 2013 Hari ini di bawah sinaran mentari yang masih malu-malu menampakkan wujudnya, kulangkahkan kakiku bersama dengan hati yang menemui persimpangan. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagiku dan mungkin teman-teman SMA-ku juga. Tepat hari ini, kami akan melangsungkan kegiatan Purnawiyata, begitulah kami menyebutnya. Acara seremonial yang dibuat untuk merayakan kelulusan bagi kami, kelas 12. Aku bahagia, tapi tak sepenuhnya. Ada tiga per empat perasaanku yang justru mengisyaratkan kalau aku tidak sepenuhnya hadir di sini. Tanpa kusadari, aku telah sampai di seberang gerbang sekolah. Perjalananku kini cukup membingungkan, di bawah rimbunnya pepohonan, lalu lalang ramainya kendaraan yang...

Read More

Angin dan Rindu

Jangan terlalu sering buatku melayang Segalanya sulit terbayang Sebab semua tentangmu hanyalah bayang-bayang Kepalaku terasa pening Cukup datang dan temui aku sering Biar semuanya jadi hening Sampai semua jelas kalau aku tak bisa berpaling Mengapa sesulit ini mendekap Sini mendekat agar mudah kutangkap Meski ada banyak yang belum kau ungkap Aku tau aku mudah mengharap Biarlah semua begitu Kusisipkan rindu pada angin Kutitipkan candu pada jalan senggang Meski kadang semua tak berbalas Tolong jangan jauh, kak Aku gelisah dilanda resah Aku takut salah arah Bisa saja hatiku patah Mungkin nanti aku pasrah Kemudian menyerah Jangan jauh jauh, aku mau merengkuh Janji akan merajut kenangan masih terikat Pulanglah dan temui aku cepat Tak apa aku tunggu kamu Sampai mau bertemu Dan tanggalkan rindu antara aku dan kamu   Penulis: Ocvita Rohmadhona Editor: Fritania...

Read More

Sang Bijaksana

Sang Bijaksana   Aku datang sebagai manusia kosong Kata Ibu: Aku adalah kecil yang harus disempurnakan Diriku penuh akan kosong, katanya Aku lahir hanya dengan menyuarakan tangis, bukan dengan suara hapalan perkalian Kemudian tatkala pagi menjunjung mentari Aku diantar Ibu pada seorang bijaksana Dengannya Aku dibasuh ensiklopedia Direndam pada hitungan matematika Diuji pada soal memabukkan Sampai diriku tumbuh dewasa Sampai dengan kosong yang penuh akan wawasan Kata Ibu: Kamu harus berterima kasih pada sang bijaksana   Penulis : Fatiha Azzahra Editor : Ocvita...

Read More

RUANG KOSONG YANG TAK PERNAH SEPI

Ruangan itu masih sama. Lengkap dengan segala perabotnya. Ranjang dengan kayu kenari yang menjadi rangkanya, masih utuh dan kuat meski warnanya kian memudar. Kasur dari kapuknya terselimuti rapi dengan kain biru bermotif sulur. Gulungan selimut terlihat rapi di atas bantal yang tertata di ujung kepala ranjang. Tepat di samping ranjang, di atas meja, Ibu meletakkan segelas air putih dan pisang goreng yang masih mengepul asapnya. Pemandangan ini terlihat setiap hari Sabtu dan Minggu olehku yang sedang duduk di meja makan menikmati sarapan. Sudah 25 tahun berlalu, Ibuku yang usianya sudah memasuki angka 70 itu tak pernah lekang seharipun, bahkan...

Read More