Notice: Function WP_Scripts::localize was called incorrectly. The $l10n parameter must be an array. To pass arbitrary data to scripts, use the wp_add_inline_script() function instead. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 5.7.0.) in /home/diannsor/public_html/wp-includes/functions.php on line 5866
LPM Dianns, Author at DIANNS.ORG

Author: LPM Dianns

CAPRES DAN CAWAPRES BEM FIA UB LAWAN KOTAK KOSONG

Musim pemilihan mahasiswa sudah menyelimuti fakultas-fakultas di Universitas Brawijaya, tak terkecuali Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Pada hari Selasa, 3 Desember 2024 diselenggarakan debat calon presiden dan calon wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA UB 2025 di Basement Gedung A FIA UB. Berbeda dari pemilihan di tahun-tahun sebelumnya, pasangan calon yang terdaftar pada pemilwa kali ini adalah pasangan calon tunggal. Artinya, hanya ada satu kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yang akan melawan kotak kosong. Meski berjudul “debat”, penyelenggaraan kegiatan ini lebih mirip tanya-jawab. Pasalnya, tidak ada mekanisme sanggahan dan adu argumen seperti debat pada umumnya. Calon presiden dan calon wakil presiden hanya memaparkan visi-misinya serta menjawab pertanyaan dari panelis dan audiens. “Dari kami kan awalnya berharap bukan pasangan tunggal sama calon tunggal, tetapi pada akhirnya setelah kita open registration kemudian udah extend, ternyata yang berkasnya lengkap dan telah terverifikasi hanya satu calon saja. Oleh karena itu, ketika di sini kalau satu calon sebenarnya tidak bisa disebut debat, tetapi lebih ke uji publik, bagaimana dia menyampaikan ke mahasiswa? Kemudian bagaimana mahasiswa juga menanggapi? Kurang lebih seperti itu sih, jadi kalau bisa dibilang ini debat atau bukan, ini lebih mirip uji publik karena tidak ada calon lawan untuk pasangan calon nomor satu ini debat kurang lebih seperti itu.” Jelas Marcellina Antia, ketua pelaksana pemilwa FIA UB 2024 dalam wawancaranya bersama awak DIANNS. Di sisi lain, berkaitan...

Read More

Cara Ini Bisa Jadi Alternatif Kamu dalam Memperingati Hari Pahlawan

Cara Ini Bisa Jadi Alternatif Kamu dalam Memperingati Hari Pahlawan Meski tak termasuk ke dalam salah satu hari libur nasional, tetapi peringatan atas peristiwa kepahlawanan tak boleh sampai dilupakan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, tanggal 10 November akan selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tahunnya. Tanggal ini dipilih untuk mengenang sekaligus memperingati peristiwa heroik arek-arek suroboyo dalam pertempuran melawan sekutu guna mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di Kota Surabaya pada rentang waktu 29 Oktober — 10 November 1945. Peringatan ini dimulai pada era kepemimpinan Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pada tahun ini, Bangsa Indonesia akan memperingati hari pahlawan untuk yang ke-65 kalinya terhitung sejak keputusan presiden tersebut dikeluarkan. Tentunya, ragam sekali cara yang bisa dilakukan untuk memperingati peristiwa tersebut. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan upacara bendera, menggelar doa bersama, dan masih banyak lainnya. Tapi, bagaimana jadinya kalau hari pahlawan diperingati dengan berjalan-jalan di Kota Surabaya? Ya, Kota yang dikenal dengan julukan Kota Pahlawan tersebut nyatanya menyajikan banyak destinasi wisata, tak terkecuali destinasi wisata edukasi yang menyangkut perjalanan bangsa Indonesia. Salah satu destinasi wisata edukasi sejarah yang bisa kamu kunjungi di Kota Surabaya dalam rangka memperingati hari pahlawan adalah Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember. Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember merupakan dua destinasi wisata pertama yang terletak di satu komplek yang sama dengan luas lahan mencapai...

Read More

AKSI SIMBOLIK MENGENANG SEPTEMBER HITAM DI BRAWIJAYA

  Senin (30/09/2024), Gerbang Soekarno-Hatta Universitas Brawijaya (UB) telah dipadati oleh sejumlah masa aksi yang mengikuti “Seremonial September Hitam dan Malam Renungan Peringatan Tragedi Kanjuruhan” yang diinisiasi oleh Kementerian Aksi dan Propaganda Eksekutif Mahasiswa (EM) UB. Aksi simbolik ini berlangsung dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari ketua pelaksana yang kemudian dilanjut dengan meneriakkan orasi seputar pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah terjadi. Menurut Auvel, selaku ketua pelaksana aksi ini menjelaskan bahwa mulanya seremonial September hitam ini akan diselenggarakan dengan kegiatan seremonial festival. Namun, karena terdapat beberapa kendala pada akhirnya hanya dilakukan dengan aksi simbolik pada malam ini yang dilengkapi dengan beberapa rangkaian kegiatan lain yaitu ziarah ke makam munir dan pemasangan poster propaganda di sejumlah titik di UB sebelum dilaksanakannya aksi ini. Beberapa tragedi pelanggaran HAM di bulan September yang diperingati dalam aksi ini yaitu Pembunuhan Munir, Tragedi Tanjung Priok, Tragedi Semanggi 2, Kekerasan terhadap Aksi Reformasi Dikorupsi, Pembunuhan Salim Kancil, Peristiwa 30 September, Pembunuhan Pendeta Yeremia dan Kekerasan terhadap Keluarga Rempang. Aksi ini juga digelar untuk merenungkan kembali tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober tepat dua tahun yang lalu. Berikutnya, kegiatan ditutup dengan pembacaan doa dilanjut penyalaan lilin serta peletakan bunga mawar untuk para korban tragedi. Pelaksanaan kegiatan Seremonial September Hitam ini tak semata-mata demi mengingat rangkaian pelanggaran HAM yang telah terjadi. Kegiatan ini juga berlangsung untuk menuntut...

Read More

MEREFLEKSI DEMOKRASI

MEREFLEKSI DEMOKRASI “Government of the people, by the people, and for the people” Atau ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi pemerintahan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mungkin itu adalah satu dari sekian banyak definisi dari demokrasi. Ungkapan yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut merupakan pendapat dari Presiden Amerika Serikat ke-16—Abraham Lincoln dalam “Gettysburg Address” pada tahun 1863. “Demokrasi adalah proses di mana orang-orang memilih seseorang yang kelak akan mereka salahkan” Pendapat lain tentang demokrasi di atas lahir dari Bertrand Russell—filsuf, ahli matematika, dan kemudian menjadi satu di antara lebih dari ratusan definisi demokrasi yang ada saat ini. Sebagian orang berhak untuk tidak sepakat dengan pengertian tersebut, tapi rasa-rasanya masuk akal juga. Apabila kita cermati dari dua pengertian di atas saja, maka demokrasi memiliki kaitan yang erat dengan rakyat dan proses politik. Maka hemat saya, rakyat yang baik—bijak, terdidik, berpengetahuan, matang, dan hal-hal baik lainnya akan menjadi instrumen proses politik yang ideal dan pada akhirnya akan menghasilkan pemimpin yang ideal pula. Begitupun sebaliknya. Maka pertanyaan setelahnya, apakah kita sudah menjadi rakyat yang ideal dan menjadi bagian dari instrumen proses politik yang baik? Lalu sudahkah kita pantas untuk berharap mendapatkan pemimpin yang semestinya didapatkan? Tentu jawabannya akan beragam. Tak akan ada yang sama antara satu mulut dengan mulut lainnya. Tapi secara umum, saya akan katakan belum. Belum karena tingkat literasi kita masih peringkat 70 dari 80 negara dengan skor 359...

Read More

Mahasiswa FIA Mengadakan Konservasi Penyu Terbesar Universitas Brawijaya

Mahasiswa FIA Mengadakan Konservasi Penyu Terbesar Universitas Brawijaya 31 Agustus 2024, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) telah tuntas melaksanakan program kerja unggulan yang diusung oleh Kementrian Sosial Masyarakat yang diberi tajuk Conserve: Conservation Operation for Nature, Sustainability, and Environmental Vitality. Pada program kerja ini, Conserve membawakan kegiatan berupa sekolah alam dan pelepasan penyu yang berlokasi di Pantai Bajulmati, Malang. Organisasi BEM FIA UB berkolaborasi dengan BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB dan Himpunan Mahasiswa Prodi Budidaya Perairan (HMPBP) FPIK UB untuk program kerja ini. Kegiatan ini juga menggandeng pihak BSTC (Bajulmati Sea Turtle Conservation) sebagai organisasi konservasi lingkungan dan melepas 196 penyu di tepi pantai. Pihak Conserve juga berperan sebagai donatur yang memberikan 1 sarang penyu untuk dilepasliarkan. Acara sekolah alam yang dijelaskan oleh Ibu Tientus selaku humas BSTC memaparkan apa itu organisasi yang didirikannya, bagaimana merawat penyu, cara menanam mangrove dan lain-lain. Tentu diskusi ini juga diwarnai dengan beberapa pertanyaan oleh peserta yang ingin tahu lebih lanjut mengenai isu lingkungan ini. Setelah acara sekolah alam, dilanjutkan dengan fasilitas yang ada di BSTC seperti tempat penyu dirawat, penetasan telur penyu, dan makam penyu. Sebelum pelepasan penyu, Ibu tientus melakukan briefing untuk proses kelancaran saat pelepasliaran nanti. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.00 WIB hingga 16.30 WIB. Ketua pelaksana Conserve, Najhan Adzikra, menegaskan, “Semoga dengan adanya program kerja ini dapat menjadikan mahasiswa...

Read More