Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) memiliki dua jurusan yaitu Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis. Untuk menunjang masing-masing konsentrasi pokok keilmuwan, khususnya Jurusan Administrasi Bisnis yang didirikan Labotarium Kewirausahaan dan Inovasi. Luas dilantai 3 gedung B FIA, tertempel di dinding ruangan tersebut spanduk bertuliskan ” Lab for Entrepeneurship and Inovation” yang berarti laboratorium untuk kegiatan kewirausahaan dan inovasi.
Sebelum menggunakan nama Labotarium Kewirausahaan dan Inovasi, terlebih dahulu laboratorium laboratorium dan Kewirausahaan. Laboratorium ini secara resmi dibentuk dengan Surat Keputusan (SK) Dekan FIA pada tanggal 13 mei 2011. Awal periode kepengurusan ketua laboratorium dijabat oleh Darminto dan sekretaris dijabat oleh Brillyanes Sanawiri. Di awal tahun 2014 struktur kepengurusan mulai dibangun kembali dan melibatkan mahasiswa. Ketua Laboratorium saat ini diambil alih oleh Brillyanes Sanawiri dengan Wakil Ketua dijabat oleh Ari Irawan.
Menjalankan fungsi laboratorium
Wakil ketua laboratorium, Ari Irawan, menjelaskan bahwa fungsi utama dari laboratorium ini adalah sebagai penunjang matakuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan dan inovasi. Secara teknis fungsi dari laboratorium ini digunakan untuk praktikum, permodelan bisnis dan design thinkinglaboratorium ini sebagai tempat mengaplikasikan ilmu kewirausahaan, sehingga mahasiswa dapat menerapkan teori yang mereka dapatkan di kelas. Matakuliah yang berhubungan dengan ;aboratorium tersebut di anataranya; kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, serta bisnis model. Ari Irawan berharap dengan adanya laboratorium ini, output yang dihasilkan salah satunya berupa mahasiswa yang mampu berwirausaha.
Ari juga mengungkapkan bahwa laboratorium ini bersifat ‘free to register’ untuk siapa saja yang ingin bergabung. Akan tetapi karena keterbatasan tempat dan alat-alat pendukung tidak memungkingkan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan lebih dari lima puluh mahasiswa berada dalam laboratorium. Alternatif lain yang dilakukan untuk menampung mahasiswa dengan jumlah besar yaitu melalui kuliah tamu dan juga seminar dari program-program yang sudah disusun sebelumnya.
Salah satu program yang dijalankan oleh laboratorium adalah kemitraan. Program kemitraan ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa FIA, baik yang belum mempunyai ide bisnis sedang akan melakukan bisnis, dan bahkan yang sudah mempunyai bisnis. Dalam prosesnya, para mitra tersebut diberikan bimbingan dengan program-program yang sudah dirancang, seperti BMC (Business Model Canvas) class dan juga program lain yang saling berhubungan secara terstruktur sudah dirancang seperti Design Thingking Class dan Brand Building Class. Goal yang ingin dicapai dari adanya program yang terstruktur ini adalah untuk mengikutsertakan para mitra yang terpilih nantinya sebagai peserta Entrepreneurial Spirit Exchange (Espriex).
Satrio selaku coordinator harian pengurus laboratorium menambahkan, terlepas dari para mitra yang nanti akan mengikuti Espriex atau hanya ingin berkonsultasi mengenai bisnis saja, tidak menjadi masalah selama semua yang terlibat mengikuti prosedur dan aturan yang sudah dibuat. “Laboratorium mempunyai prosedur dan aturan, kita bukan basement yang siapa aja bisa keluar masuk dan duduk-duduk sembarangan. Kalau mau ke sini harus memenuhi aturan main,” ungkap Satrio. Dia melanjutkan dengan adanya aturan dan juga prosedur yang harus dijalani bukan berarti laboratorium ini bersifat eksklusif untuk mahasiswa tertentu saja, tetapi bagaimana fungsi dan tujuan laboratorium ini bisa tercapai dengan baik.
Formasi Kepengurusan
Laboratorium Kewirausahaan ini melibatkan mahasiswa dalam susunan kepengurusannya. Koordinator Pengurus Harian Laboratorium Kewirausahaan FIA, Satrio Tegar Sadewo, saat diwawancarai DIANNS pada Jumat (22/05), menjabarkan bahwa awal mula terbentuknya struktur pengurrus harian laboratorium ini menggunakan sistem pengajuan diri secara pribadi kepada ketua laboratorium. Pada masa kepengurusan laboratorium yang pertama, tidak ada mahasiswa yang dilibatkan dalam struktur organisasi, dengan alasan melihat adanya mahasiswa yang ingin terlibat dalam struktur kepengurusan. “Saat itu, bulan Maret 2013, saya mengajukan diri ke Pak Brilly, dan mengutarakan niat untuk niat serta terlibat dalam kepengurusan lab dan saat itu juga langsung disuruh membuat rencana seperti visi mis, struktur organisasi, dan juga peraturan tentang lab,” ungkap Satrio
Proses dari pelibatan mahasiswa sebagai pengurus harian, tidak ssaat itu juga disetujui oleh ketua laboratorium. Akan tetapi setelah Satrio mengajukan diri untuk terlibat, ketua laboratorium memberika syarat untuk mencari referensi tentang seperti apa dan bagaimana model-model laboratorium kewirausahaan di luar negeri. Setelah proses pencarian data dan informasi tersebut selesai, dilakukan proses perekrutan anggota pengurus. Proses ini dilakukan secara tertutup dengan mengajak lima belas mahasiswa untuk ikut bergabung dalam structural organisasi.
Di dalam laboratorium kewirausahaan dan inovasi ini terdapat sarana dan prasarana penunjang kegiatan mahasiswa dalam pengaplikasian ilmu kewirausahaan. Selama satu tahun kepengurusan, dari tahun 2013 hingga 2014, laboratorium kewirausahaan FIA mendapatkan sumbangan computer Mac yang berjumlah 15 unit dari program doktor di Jakarta. Untuk memfungsikan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal maka pada bulan September tebentuklah susunan pengurus harian laboratorium secara resmi. “Pada bulan September Pak Brilly meresmikan pengurus dengan persetujuan pihak dekanat,” tutur Satrio. Total pengurus harian dari Laboratorium Kewirausahaan dan Inovasi saat ini berjumlah 26 orang, dan memiliki empat divisi, yaitu divisi Lifestyle, divisi Food and Beverage, divisi Kreatif Produk dan Start Up.