Reporter: Candra Eka P. dan Athiyyah Rahma

Kementerian Ekonomi kembali dibentuk pada Kabinet Aksi Inspirasi Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) periode 2015. Tidak ingin mengulang dua tahun yang lalu masih kurang aktif dan kurang nyata dalam kerja, Kementerian Ekonomi EM tahun ini membawa visi untuk benar-benar benar Mewujudkan Universitas Brawijaya menjadi Universitas Wirausahawan Kelas Dunia . Namun upaya dari Kementerian Ekonomi EM untuk mewujudkan World Class Entrepreneural University di UB mendapat berbagai cara, dapat dilihat dari beberapa program kerja dari kementerian ekonomi yang kurang mendapat respon dari pihak rektorat ditambah dengan belum ada diskusi antara EM dan pihak rektorat untuk perspektif mengenai sepertia apa World Kelas Entrepreneural University itu.

Rhesa Dian Lutio Fiyanto selaku Menteri Ekonomi EM belum pernah berdiskusi dengan rektorat mengenai World Class Entrepreneural University . Hal tersebut habis Kementerian Ekonomi EM masih belum mengerti seperti apa yang pengaplikasian dari World Class Entrepreneural University pada program kerja kementeriannya. Bisa dikatakan semua kegiatan kementerian ekonomi EM masih ada dengan pihak rektorat.

Program kerja dari Kementrian Ekonomi pada tahun ini memiliki tujuan untuk meningkatkan minat dalam berwirausaha di kalangan mahasiswa dan juga unit usaha dari EM. Program kerja dari kementerian ekonomi adalah Pasar Brawijaya, PasarBrawijaya.com, Pasar Ramadhan Brawijaya, Hari Pengusaha Brawijaya, dan Lingkar Kewirausahaan Universitas Brawijaya. Dari beberapa program kerja tersebut masih ditemui berbagai kendala dengan pihak rektorat. Kendalayang terkait penyampaian aspirasi dan permasaahan yang dialami oleh setiap unit kegiatan mahasiswa kewirausahaan, kurang mendapat respon yang baik dari pihak rektorat.

Untuk menampung aspirasi dan penolakan segala hal yang terjadi setiap unit kegiatan atau semi otonom di setiap fakultas yang bergerak di bidang kewirausahaan, Kementerian Ekonomi EM memiliki wadah yaitu Lingkar Kewirausahaan. Nantinya hasil dari pertemuan Lingkar Kewirausahaan akan disampaikan ke Pembantu Rektor 3. Kegiatan yang dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun ini, dirasa kurang mendapat respon dari pihak rektorat karena sangat sulitnya kementerian ekonomi halal Prof. Arif Prayitno selaku Pembantu Rektor (PR) III. Untuk sementara ini hanya beberapa titik dari Lingkar Kewirausahaan pertama yang bisa dilanjut ke PR III, sementara hasil Lingkar Kewirausahaan yang kedua juga belum sama benar bisa diteruskan. Memang karena Pak Ayik super sibuk dan juga belum ada timbal balik dari pihak rektorat, ?? Kata Rhesa.

Masalah klasik yang sering dialami oleh mahasiswa yang berdagang di UB salah satunya adalah adanya pengambilan dagangan mahasiswa yang berada di Gazebo. “Mahasiswa merasa keberatan, karena sangat banyak orang dari luar yang berjualan di UB tidak melarang mahasiswa UB sendiri malah dilarang,” ?? Jelas Rhesa. Ia suka untuk pihak rektorat tidak ada kegiatan dalam ruangan berjualan, namun hanya sebagai pengontrol jika ada kekeliruan dalam pelaksanaanya.

Di luar Kementerian Ekonomi EM, UB memiliki organisasi mahasiswa yang mewadahi minat, bakat, dan potensi mahasiswa di bidang kewirausahaan. Untuk di tingkat universitas ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) MW (Mahasiswa Wirausaha) dan di tingkat fakultas ada lembaga otonomi atau semiotonom yang mewadahi minat mahasiswa berwirausaha. Kementerian Ekonomi EM jika dilihat dari program kerja sama dengan MW, namun yang membedakan adalah dari lingkup wilayah kerja. Salah satu program kerja Kementrian Ekonomi yang mirip dengan program kerja MW yaitu Hari Pengusaha Brawijaya . Mau program kerja Wirausaha Brawijaya , Kementerian Ekonomi bangun bicara dengan pihak MW. Rhesa sebagai menteri ekonomi EM menguat Kementerian Kesejahteraan EM bukan tandingan dari MW, karena kedua lembaga ini tergabung dalam yang berbeda. “MW itu lebih melebarkan sayap ke eksternal, dengan bekerja sama dengan lingkup di luar UB, sementara Kementerian Ekonomi lebih mengurusi internal yaitu mahasiswa UB sendiri,” jelas mahasiswa ilmu komunikasi UB 2012 ini.

MW sebagai unit kegiatan mahasiswa yang mewadahi minat mahasiswa di bidang kewirausahaan, melihat kondisi mahasiswa wirausaha di UB sudah baik. Namun apresiasi dari pihak birokrat, baik universitas maupun fakultas, untuk mahasiswa yang sukses atau berprestasi dirasa masih kurang. “Seharusnya diberi apresiasi untuk mahasiswa yang telah sukses dalam berwirausaha, jadilah teman-teman lain yang belum memiliki usaha menjadi ikut termotivasi untuk membuka usaha baru,” kata Ahmad Syaifulloh, Manager Networking Departmen MW. Ahmad juga semoga pihak birokrat kampus untuk memberi wadah dan ruang yang jelas bagi mahasiswa berjualan dan tidak boleh bang mahasiswa untuk berjualan dengan menerapkat peraturan yang ketat sehingga mempersempit gerak dari mahasiswa yang ingin berwirausaha. ”