Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yang semakin dekat mengundang berbagai rumor berseliweran terkait dengan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Pasangan capres dan cawapres BEM FIA UB nomor urut 1 akhirnya buka suara atas berbagai rumor yang ramai diperbincangkan. Fitra Abdillah Sulha selaku Calon Presiden BEM FIA dan Rayhan Fayza Ulhaq selaku Calon Wakil Presiden BEM FIA memberikan keterang kepada Awak Dianns pada 3 Desember 2024.

Pada awalnya terdapat akun Instagram dengan username @bocoralus_fia yang mengeluarkan statement mengenai perbedaan ideologi dan latar belakang kelompok dari capres dan cawapres BEM FIA UB itu. Akun tersebut menyebutkan bahwa sang capres, berlatar belakang anti ORMEK (Organisasi Mahasiswa Eksternal Kampus) sedangkan cawapresnya, merupakan salah satu anggota ORMEK yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Terkait dengan hal tersebut kemudian Fitra dan Fayza memberikan penjelasan pada Selasa, (3/12/2024) dalam wawancaranya bersama Awak Dianns. “Kami berbicara bukan lagi soal Fitra bukan lagi soal Fayza, bukan lagi soal teman-teman forum atau teman teman organisasi,” ujar Fitra. ”Aku sepakat (berpasangan) sama Fayza. kita sepakat pada saat itu kepentingan yang kita bawa buat FIA,” lanjut Fitra. Statement ini kemudian didukung juga dengan pernyataan dari calon wakil presiden BEM FIA yang menyatakan bahwa ia sepakat dengan Fitra. “Jadi bagaimanapun latar belakang kita, ketika kita mempunyai kepentingan yang sama, khususnya buat FIA, ya kenapa tidak kita bersama saja?” ujar Fayza.

Selanjutnya, terdapat persyaratan khusus dalam Undang-Undang (UU) Pemilwa tentang persyaratan mencalonkan diri menjadi calon presiden dan calon wakil presiden BEM FIA UB. UU tersebut menyatakan bahwa salah satu syarat untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden BEM adalah melampirkan surat pengunduran diri apabila masih terikat dengan LKM atau LOF FIA UB.

Fitra menerangkan bahwa dirinya yang sebelumnya menjabat sebagai anggota komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FIA UB sudah tidak ada beban moral lagi yang ditinggalkan untuk mencalonkan diri. “Alhamdulillah janji-janji kampanye dan janji-janji politikku sudah tunai saat itu, ” terang Fitra. “Fitra tidak punya beban moral dan tanggung jawab yang ditinggalkan untuk mencalonkan diri.

Kemudian Fayza yang juga menjabat sebagai ketua umum menambahkan, bahwa sebelum dirinya memutuskan untuk mencalonkan diri, ia sudah mendiskusikan dan mendapat restu dari anggota organisasinya. Ia juga menambahkan bahwa jabatannya sebagai ketua umum dialihkan kepada wakilnya. dan hasil diskusi tersebut memutuskan bahwa para pengurus organisasi mendukung keputusannya dan menyetujui pengalihan kekuasaan dari ketua umum yang kemudian dialihkan ke wakil ketua umum. “Timeline dari pemilu ini itu bersinggungan dengan LPJAT, sehingga istilahnya visi, misi, atau segala bentuk program kerja yang aku bawa itu sudah selesai sempat pada saat proses pencalonan,” tutupnya.

Penulis: Nayla

Editor & Layout: Nasywadhya