Musim pemilihan mahasiswa sudah menyelimuti fakultas-fakultas di Universitas Brawijaya, tak terkecuali Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Pada hari Selasa, 3 Desember 2024 diselenggarakan debat calon presiden dan calon wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA UB 2025 di Basement Gedung A FIA UB. Berbeda dari pemilihan di tahun-tahun sebelumnya, pasangan calon yang terdaftar pada pemilwa kali ini adalah pasangan calon tunggal. Artinya, hanya ada satu kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yang akan melawan kotak kosong.

Meski berjudul “debat”, penyelenggaraan kegiatan ini lebih mirip tanya-jawab. Pasalnya, tidak ada mekanisme sanggahan dan adu argumen seperti debat pada umumnya. Calon presiden dan calon wakil presiden hanya memaparkan visi-misinya serta menjawab pertanyaan dari panelis dan audiens.

“Dari kami kan awalnya berharap bukan pasangan tunggal sama calon tunggal, tetapi pada akhirnya setelah kita open registration kemudian udah extend, ternyata yang berkasnya lengkap dan telah terverifikasi hanya satu calon saja. Oleh karena itu, ketika di sini kalau satu calon sebenarnya tidak bisa disebut debat, tetapi lebih ke uji publik, bagaimana dia menyampaikan ke mahasiswa? Kemudian bagaimana mahasiswa juga menanggapi? Kurang lebih seperti itu sih, jadi kalau bisa dibilang ini debat atau bukan, ini lebih mirip uji publik karena tidak ada calon lawan untuk pasangan calon nomor satu ini debat kurang lebih seperti itu.” Jelas Marcellina Antia, ketua pelaksana pemilwa FIA UB 2024 dalam wawancaranya bersama awak DIANNS.

Di sisi lain, berkaitan dengan calon tunggal, Fitra Abdillah Sulha sebagai Calon Presiden BEM 2025 menyatakan bahwa ia merasa miris dan kecewa ketika mengetahui bahwa hanya mereka satu-satunya paslon yang terdaftar pada pemilwa FIA UB tahun ini.

“Kenapa kecewa? Ya mahasiswa FIA yang sebegitu banyaknya, sekitar 6.000 mahasiswa, tapi yang menjadi sosok pemimpin itu tidak ada. Bahkan sekelas BEM setinggi itu tidak ada calon lain, apalagi di tingkat himpunan yang aku dengar sendiri rata-rata juga calon tunggal. Artinya sebenarnya bukan hanya krisis pemimpin, tapi krisis juga organisasinya. Ketika akhirnya calon tunggal, teman-teman mahasiswa itu tidak mempunyai komparatifnya. Tidak bisa mengukur mana yang lebih baik karena cuma ada satu-satunya calon.” Ungkap Fitra Abdillah Sulha, Calon Presiden BEM 2025 dalam wawancaranya bersama awak DIANNS.