Reporter: Yogi Fachri Prayoga

Malang, dianns.org -Bagi pembaca novel best seller 9 Summers 10 Autumns dimohon bersabar, pasalnya film 9 Summers 10 Autumns adaptasi dari novel tersebut baru akan release di bioskop April 2013. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Edwin Nazir sebagaiproduser di kafe Coffee Time Malang, Minggu siang(20-01- 2013).

Edwin yang diwawancarai secara eksklusif bercerita tentang pengalaman pada saatproses produksi film tersebut. Sambil menikmati secangkir kopi hitam, Edwin menceritakan pemilihan novel 9 Summer 10 Autumns sebagai film pertama yang dia produserin. Novel ini menceritakan tentang kerja keras. Kerja keras Iwan untuk mencapai impiannya, yaitu membuat kamar sendiri dirumah. Lebih menarik lagi novel ini tidak hanya menarasikan kondisi dirinya saja tapi bagaimana kondisi keluarganya. Ayahnya yang berprofesi sebagai supir angkot terpaksa menjual angkotnya untuk membiayai kuliah Iwan di IPB, Bogor. Inspirasi yang ada dalam novel ini kami coba tampilkan dalam media film.

Edwin juga membagi pengalamannya saat proses syuting dilaksanakan. Pada saat proses syuting di New York yang harusnya 5 hari molor menjadi 15 hari karena terjadi badai Sandy. “ Yang menarik ketika syuting di Times Square. Terdapat adegan dimana Iksan Idol berperan sebagai Iwan/Bayek harus berjalan sendiri disekitar Times Square dan itu sulit sekali mengambilnya. Karena tahu sendiri Times Square tempat yang padat dengan manusia dan kendaraan tapiadegan tersebut bisa diambil gara-gara terjadi badai ini,” Jelas Edwin sembari tertawa.

Ketika ditanya ada kekhawatiran bila film ini tidak mewakili novel yang menjadi national best sellertersebut secara visual. Edwin memaparkan, dari awal pembuatan film ini kita sudah berkomitmen bahwa film ini adalah adaptasi sebuah novel. Tidak semua isi novel ini mampu kita tampilkan dalam bentuk visual tapi istimewanya ada adegan-adegan yang kita buat bukan berdasarkan isi novel ini. Contohnya, ada adegan dimana Iwan senang membeli bunga untuk dirinya sendiri. Adegan ini menggambarkan perasaan sepi yang dia alami selama bekerja dikota yang kita kenal sebagai kota paling ramai dan sibuk didunia. Adegan ini dibuat berdasarkan riset dan diskusi yang kita lakukan kepada penulis dan keluarganya.

Ketika disinggung tentang budget yang sudah dikeluarkan untuk film ini. Mantan anchor RCTI ini mengatakan budget bukanlah masalah utama karena film ini ibarat bayi pertamanya. Saya ingin film ini bisa menyampaikan misi Indonesia Dreamland buat penonton, bahwa ini salah satu contoh keluarga Indonesia yang bahagia , hangat, namun ada nilai kesederhanaan. Sehingga mindset masyarakat tidak lagi menilai keluarga yang bahagia itu harus memiliki materi berlimpah. Saat disinggung lagi nominal yang sudah dikeluarkan. Sembari tersenyum, edwin menjelaskan sampai praproduksi film sudah mencapai angka 7,5 Milyar Rupiah.

Ekspektasi apa yang ingin didapat dari penonton nanti.Setelah menonton film ini, penonton segera menelepon kerabat dan saudaranya kalau ada film bagus judulnya 9 Summers 10 Autumns. Lalu mengajak mereka untuk segera menonton, Jelas Edwin diikuti dengan tawa.

Ditempat yang sama, tim 9S10A The Movie mengadakan gathering 9S10A Sharing Malang bagi pembaca novel yang memenangkan kuis Twitter. Acara ini juga menghadirkan sang penulis Iwan Setyawan, sekaligus peresmian keluarga Apel Malang. Salah seorang peserta, Ari Ambarwati berkomentar novel ini sudah menginspirasi dia dan kedua putrinya. Dosen serta penggiat Yayasan Pecinta Pendidikan dan Bacaan Anak-anak Indonesia (PIPBI) mengaku sudah tidak sabar ingin menonton film ini.