Reporter : M. Fakhrul Izzati dan Ria Fitriani.
Malang – dianns.org. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Pembinaan Budi Pekerti Mahasiswa Baru yang tergabung dalam Rangkaian Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (Raja Brawijaya) 2015 dilakukan dalam sehari dengan membagi Mahasiswa Baru (Maba) menjadi tiga kloter.
Djairan selaku ketua pelaksana (kapel) Raja Brawijaya 2015 mengungkapkan dalam acara Pembinaan Budi Pekerti ini ada beberapa nilai yang diangkat, di antaranya; religius, kritis, berbudaya dan berintegritas. “Tujuan dari acara ini adalah untuk menciptakan generasi emas Brawijaya yang religius dan berkarakter, ungkap Djairan
Mengenai proses penyelenggaraan acara mulai dari persiapan sampai acara berlangsung, Djairan mengungkapakan banyak tahapan yang dilalui panitia. Tahun ini panitia melakukan perombakan pada konsep PBP tahun lalu. Jadi dalam PKKMU acaranya masih mirip-mirip dengan tahun kemarin, untuk PBP kita rombak, ungkapnya. Â Dia memaparkan acara diselenggarakan dalam satu hari dengan membagi jadwal menjadi 3 kloter. Acara pada kloter pertama dimulai pukul 04.00 WIB dengan peserta seluruhnya beragama Islam. Kloter kedua dimulai pukul 08.00 WIB dengan diikuti oleh Maba dari semua agama. Pada Kloter ketiga dimulai pukul 13.00 WIB dan diikuti oleh Maba beragama Islam. Pembagian kloter ini sesuai penempatan peserta mahasiswa baru pada acara PKKMU sebelumnya, dimana Maba yang menempati gedung Sakri masuk dalam kloter 1, Maba yang berada di Gedung Olah Raga (GOR) Pertamina masuk di kloter 2, dan yang berada di Sport Center UB masuk dalam kloter terakhir.
Untuk Maba beragama Kristen tidak menerima materi kerohanian pada hari ini melainkan di ganti pada tanggal 25 November 2015 mendatang. Hal tersebut dibenarkan oleh Djairan, “untuk Maba yang beragama Kristen memang tidak diberi materi kerohanian pada hari ini. Hal ini karena unit kerohanian krisen sendiri yang meminta untuk memberikan materi pada tanggal 25 November. Sehingga mereka diperkenankan untuk langsung pulang setelah acara pembukaan selesai, tutur Djairan.
Masing-masing kloter diikuti oleh sekitar 4500 mahasiswa dari berbagai jurusan. Acara di setiap kloter diisi dengan solat berjamaah untuk maba muslim, materi dan mentoring. Tujuan adanya pembagian kloter ini agar acara dapat selesai dalam satu hari, dengan pertimbangan kurangnya kapasitas ruang untuk menampung seluruh Maba. Sedangkan jika mengadakan acara di luar ruangan dinilai kurang kondusif. Panitia berharap acara ini tidak berhenti hanya sampai di sini saja, melainkan dapat diteruskan di fakultas masing-masing.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S., selaku Rektor UB berharap agar mahasiswa senantiasa menerapkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam maupun di luar kampus. Ia juga menambahkan mahasiswa harus menaati segala peraturan yang ada di kampus termasuk untuk tidak membawa kendaraan bermotor bagi semua mahasiswa baru. Bisri juga menyinggung masalah sopan santun mahasiswa ketika mengirim pesan kepada dosen yang akhir-akhir ini sering di keluhkan oleh para dosen. Saya berpesan, apabila kalian (mahasiswa) akan mengirim pesan kepada dosen hendaknya menggunakan sopan santun yang baik. Mereka adalah dosen yang telah mengajarkan ilmu pada kalian dan harus kalian hormati, tuturnya saat memberi sambutan dalam acara pagi ini.
Elga Kusumawati selaku perwakilan Maba dari Fakultas Hukum (FH) mengatakan bahwa acara ini sangat bermanfaat, mengingat moral kaum muda Bangsa Indonesia saat ini sudah semakin menurun. Saya berharap acara ini bisa meningkatkan budi pekerti semua Maba Universitas Brawijaya, ungkapnya.