Reporter: Ria Fitriani
Malang, dianns.org – Sejumlah mahasiswa perwakilan Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (LKM FIA UB) menemui pihak dekanat pada Senin, 4 Januari 2016. Pertemuan antara perwakilan LKM dengan pihak dekanat dimaksudkan untuk menyampaikan aspirasi terkait keamanan kampus yang dinilai semakin memprihatinkan. Mereka menuntut kejelasan iktikad pihak dekanat dalam menjamin keamanan di kampus. Tuntutan tersebut dipicu kejadian hilangnya satu buah piano yang dialami oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) FIA pada Senin malam, 21 Desember 2015 lalu. Pasalnya, kasus tersebut bukan kali pertama terjadi di FIA. Selama tahun 2015, tercatat telah terjadi sepuluh kali kasus pencurian, baik barang milik pribadi anggota maupun inventaris organisasi.
Beberapa organisasi yang pernah mengalami kehilangan adalah Administration English Club (AEC), Forum Kajian Islam dan Masyarakat (FORKIM), Master Fight Organization of Sport (MAFIOSO), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DIANNS, Kepanitian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) 2015, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2015, dan terakhir adalah kasus yang menimpa PSM. Frekuensi kehilangan terbanyak dialami oleh PSM sebanyak 3 kali, FORKIM sebanyak dua kali, sedangkan lembaga lain masing-masing mengalami satu kali pencurian. Barang-barang yang dicuri beragam jenisnya: satu rim kertas, dompet, tas, handphone, laptop, piano, bahkan sampai majalah dinding (mading). Total kerugian akibat pencurian tersebut mencapai empat puluh tujuh juta lima ratus sembilan puluh ribu rupiah (Rp47.590.000)
Menurut penuturan Ketua PSM, Andini Atikah Putri, kejadian pencurian piano tersebut bermula ketika tiga orang anggota PSM yang sedang piket meletakan piano di sekretariat bersama (sekber) PSM usai melakukan latihan pada 21 Desember 2015 pukul 20.30 WIB. Andin menegaskan bahwa anggotanya telah mengunci pintu sekber sebelum meninggalkan lokasi. Tetapi keesokan harinya, mereka terkejut ketika melihat pintu sekber terbuka dan menyadari piano milik PSM telah raib.
“Setelah tahu piano hilang, kita shock dan panik. Itu alat penting untuk mendukung kita latihan. Apalagi kita sedang tidak ada dana untuk membeli piano baru,†tutur mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2013 itu. Dia menambahkan kejadian kehilangan piano bukan kali pertama bagi mereka. Di tahun kepengurusan sebelumnya, mereka juga telah kehilangan satu buah piano. “Kita sudah pernah kehilangan piano sebelumnya, sekarang kemalingan lagi. Piano ini bukan barang yang murah dan merupakan hasil jerih payah alumni PSM. Kita akan sangat sungkan pada mereka jika menghilangkannya,” tambahnya.
Andin juga mengaku kecewa ketika melakukan pengaduan perihal kehilangan inventaris milik PSM pada Rabu, 23 Desember 2015 silam karena tidak mendapat respon positif. “Hari Rabunya kita langsung lapor ke Bu Sri Mangesti (Pembantu Dekan III), kita juga ke bagian perlengkapan dan responnya kurang. Jadi memang fakultas sendiri tidak tahu harus bagaimana sehingga tidak ada tindak lanjut,” ungkapnya. Beruntungnya, piano tersebut ditemukan seminggu pasca pencurian di gudang belakang sekber, tepatnya pada Senin, 28 Desember 2015 oleh M. Fakhrul Izzati. “Saya sedang mencari selang air di gudang eh malah menemukan piano di bawah tumpukan banner,” terang mahasiswa Bisnis Internasional 2013 tersebut.
Dalam pertemuan antara perwakilan lembaga dengan dekanat kemarin, hanya diwakili oleh Andin selaku pelapor sekaligus Ketua PSM bersama dengan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA, Sinergy Aditya Airlangga. Kedua orang tersebut menghadap langsung ke Pembantu Dekan II, Heru Susilo, di Gedung B Lantai 2. Sementara itu, perwakilan lembaga yang lain hanya menunggu di luar ruangan. Hal tersebut dikarenakan hearing belum bisa dilakukan pada hari itu juga, mengingat semua pihak yang bersangakutan belum seluruhnya dapat berkumpul. Akhirnya, pada pertemuan tersebut hanya terjadi negosiasi yang membahas ihwal waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan lanjutan. Pertemuan lanjutan tersebut rencananya diselenggarakan pada Rabu, 6 Januari 2016, di ruang pertemuan dan melibatkan seluruh perwakilan LKM dengan jajaran dekanat. Pada pertemuan tersebut mereka akan membahas tindak lanjut dari pihak fakultas mengenai sejumlah kasus pencurian yang dialami oleh lembaga FIA dan cara mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
“Hari Rabu tanggal 6 besok, kita akan berkumpul bersama seluruh perwakilan lembaga untuk bermediasi dengan dekanat. Untuk itu, setiap lembaga harus mengirimkan perwakilannya karena dekanat tidak mau melaksanakan mediasi manakala ada lembaga yang tidak mengirimkan perwakilannya,” jelas Andin.