Jumat, 23 Agustus 2024 riuh suara mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) mulai berkumandang sejak pukul 12.30 WIB bertempat di Pendopo FIA. Terdapat setidaknya 250 mahasiswa FIA UB yang tergabung dalam aksi demonstrasi ini. Aksi ini diinisiasi oleh Aliansi BEM Malang Raya, dilanjutkan dengan konsolidasi melalui Aliansi Mahasiswa Brawijaya (Amarah Brawijaya) untuk memasifkan seluruh elemen yang ada di UB.
Aksi demonstrasi digelar di sekitar Gedung DPRD hingga Balai Kota Malang dengan titik kumpul awal di pendopo FIA UB. Sebelum keberangkatan, kastrat BEM FIA UB melakukan briefing terkait teknis lapangan. Mahasiswa FIA diminta membawa peralatan dalam aksi seperti kacamata hitam, air mineral, masker, dan topi untuk mengantisipasi apabila terdapat kericuhan di lokasi. Pita biru dan merah muda melingkar di pergelangan seluruh mahasiswa FIA yang turun aksi guna membedakan dengan mahasiswa UB dari fakultas lainnya, serta untuk memudahkan koordinasi satu dengan lainnya.
Sekitar pukul 14.00 WIB para partisipan mulai melakukan mobilisasi menuju Stadion Gajayana, Jalan Tangkuban Perahu, Malang. Di titik tersebut mahasiswa FIA bergabung dengan para mahasiswa kampus lain, serta seluruh elemen masyarakat, dimana mereka memiliki tujuan yang sama yaitu turut menyuarakan kekesalannya kepada pemerintah.
Para mahasiswa merapatkan barisan untuk melakukan long march dari Stadion Gajayana menuju gedung DPRD Kota Malang. Seruan jargon FIA berkumandang di tengah riuhnya suara massa aksi yang lain. Mereka turut menyuarakan aspirasinya dengan membawa poster, baliho, dan media yang berisi berbagai kritik terhadap pemerintah.
Meski sempat terjadi gesekan antara massa dengan polisi, Massa aksi FIA berjalan dengan kondusif dari awal hingga berakhirnya seruan demonstrasi hari ini. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diucapkan oleh Presiden BEM FIA, Farhan Nazmi, “Alhamdulillah aman terkendali, massa aksi FIA cukup kondusif.”
“Sebuah spirit yang sangat luar biasa dari kawan-kawan FIA yang penuh antusias, dijaga terus semangatnya karena perjuangan kita masih panjang, ini bukanlah sebuah akhir karena kita adalah seorang mahasiswa, seorang pemikir kritis untuk melakukan balancing terhadap pemerintahan bangsa kita,” lanjut Farhan dalam wawancaranya bersama Awak Dianns hari ini.
Penulis: Najla dan Tata
Editor: Reza