Reporter: Iko Dian W. dan Helmi Naufal Z.

Malang, dianns.org – Rangkaian Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (Raja Brawijaya) tahun 2017/2018 yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Agustus 2017 dihadiri kurang lebih 10.000 Mahasiswa Baru (Maba). Acara tersebut dihadiri oleh Maba Program Sarjana (S1) dan Diploma (D3). Upacara penerimaan Maba atau yang disebut Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PK2MU) berlangsung di Lapangan Rektorat UB, Malang. Pada acara tersebut Rektor UB, Mohammad Bisri, melakukan penyematan jas almamater secara simbolik kepada perwakilan Maba, yang kemudian diikuti dengan pembacaan Sumpah Mahasiswa.
Nuansa nasionalisme dipilih dalam penyambutan Maba ke-55 pada tahun ini. Hal tersebut terlihat dari bendera merah putih kecil yang dibawa tiap-tiap Maba UB. “Kita lebih kepada kesadaran bela negara. Yang ada peta Indonesia sampai dengan penampilan orkestra lebih banyak melantunkan lagu-lagu perjuangan,” ujar Arif Zainudin selaku ketua pelaksana PK2MU. Arif menyebutkan bahwa pembinaan karakter untuk kecintaan kepada negara dan bangsa, juga menjadi prioritas dalam acara hari ini.

Rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA), rencananya akan dilanjutkan lanjut sampai dengan hari Senin, 21 Agustus 2017. Acara lanjutan tersebut, akan dilaksanakan di fakultas masing-masing. Rencananya penguatan pembinaan karakter dan kegiatan bela negara cenderung lebih ditekankan di fakultas masing-masing. Hal tersebut dilakukan dengan cara mendatangkan pihak-pihak dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar lebih menanamkan kesadaran pada Maba.

Pembinaan karakter untuk kecintaan kepada Negata Kesatuan Republik Indonesai (NKRI) sangat ditekankan, utamanya untuk menghindari perploncoan. “Untuk mengantisipasi perploncoan saya meminta dekan dan wakil dekan untuk keliling memastikan tidak ada perploncoan melainkan adalah pembinaan karakter untuk kecintaan kepada NKRI,” ujar Prof Bisri. Arif juga mengungkapkan , “Kita lebih menekankan kepada kegiatan-kegiatan akademik kemudian materi-materi tentang etika kehidupan di kampus dan juga kegiatan-kegiatan di penalaran, minat, dan bakat.” Arif menambahkan PK2MU hari ini mengacu kepada Peraturan Rektor No 66 tahun 2011.

Mengenai tema yang diangkat tahun ini, berbeda dengan tema yang diangkat 2 tahun sebelumnya. “Kalo tahun ini kita ngangkatnya di tema karya, karena sejauh ini kan di tema-tema sebelumnya kita mengangkat tema Bangga Brawijaya. Tetapi bagaimana kalo temen-temen sudah bangga? Apakah cukup bangga terus?” jelas Azzam Izzudin kepada awak LPM DIANNS. Diharapkan potensi kebanggan tersebut perlu diberdayakan untuk menghasilkan suatu karya. Bukan lagi untuk menampilkan identitasnya sebagai orang yang bangga, tetapi mampu untuk memberikan hasil karya yang nyata. Salah satunya sudah dimulai sebelum hari Sabtu, 19 Agustus 2017 melalui penugasan ospek. Tugas tersebut berisikan gagasan-gagasan dan kritik terhadap pemerintah.

Berbicara tentang materi yang diberikan kepada Maba, hampir setiap tahun secara substansinya sama. Hal ini, dikarena Raja Brawijaya pada umumnya merupakan sebuah acara untuk melakukan pengenalan kehidupan kampus. Akan tetapi, ada informasi baru yang akan disampaikan pula. Sedangkan terkait ciri khas atau khusus bisa jadi tiap tahun berubah. Sebab tergantung pada tema yang diambil pada tahun tersebut.

Ada pemandangan yang sedikit berbeda pada upacara PK2MU UB tahun 2017. Pada tahun ini, Maba UB melakukan koreografi menggunakan payung yang disebut dengan umbrella mob. Hal tersebut berbeda dari tahun sebelumnya yang menggunakan kertas sebagai koreografi. Salah satu sesi acara yang paling ditunggu tersebut membentuk beberapa gambar diantaranya logo Adipati 55, Kita Brawijaya, Karya Bersama Kita Brawijaya, #SaveTheWorld, Kita Indonesia, dan Kita Pancasila.

Selain umbrella mob, semarak penyambutan Maba UB Tahun Akademik 2017/2018 diisi dengan berbagai macam atraksi. Diantaranya, penampilan Brawijaya Orchestra yang menyanyikan lagu-lagu nasional, Marching Band, Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Flying Fox oleh IMPALA UB, dan pelepasan banner dari atas gedung Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Salah satu peserta PKKMU UB dari Fakultas Hukum (FH) yang akrab disapa Lintang menyampaikan, “Bagus sih mas, mendidik mahasiswa yang baru masuk agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus.”

Pada tahun ini UB menurunkan kuota penerimaan Maba. Dari ratusan ribu pendaftar, UB hanya menerima ± 10.000 mahasiswa. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah tersebut menjadi lebih sedikit. Dimana pada tahun sebelumnya hampir mencapai 12.000 mahasiswa yang diterima. “Idealnya UB itu mahasiswanya 8000 sampai 9000 mahasiswa S1, sedangkan S2 jumlahnya hampir 1000,” tutur Bisri.

Fotografer: Wakhidatul Rohmawati