Reporter: Muhammad Bahdmudah dan Resti Syafitri
Malang, dianns.org – Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas (PKKMU) Brawijaya yang dilaksanakan pada 1 September 2015, terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Salah satu kegiatan penting yang rutin dilaksanakan adalah pembekalan materi wajib dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Tema wajib yang ditetapkan oleh Dikti adalah tentang Wawasan Kebangsaan dan Kepemimpinan. Tema ini wajib disampaikan oleh semua Perguruan Tinggi di Indonesia ketika penyelenggaraan PKK. Di Universitas Brawijaya sendiri pemateri diisi oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan judul Proxy War.
Akan tetapi ada perbedaan antara tema yang ditetapkan dengan isi materi yang disampaikan. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang mahasiswa baru (maba) dari Fakultas Teknik. Materinya tidak sampai ke mahasiswa baru, karena posisi saya di belakang, terlalu ramai. Pak Gatot tidak berada di tempat karena sistem live streaming yang diterapkan. Lalu materi yang disampaikan berbeda dengan tema, ujarnya. Pada awal pertemuan, Gatot mengajak mahasiswa baru berinteraksi dengan pertanyaan; Jika anda menjadi presiden di negara non-equator, apakah yang akan anda lakukan? Selanjutnya, dalam sesi materi wawasan kebangsaan ini, Gatot menjelaskan tentang peperangan dan krisis energi yang kini terjadi. Sekarang kita beralih pada konflik dunia. Kita mulai bicara dari Libya, Mesir, Irak, Iran, Kuwait, Suriah, Kongo, Nigeria, Yaman, dan Ukraina. Negara-negara tersebut adalah pemasok minyak, dan kesimpulan dari penelitian ini, bahwa minimal 70% konflik di dunia berlatarbelakangi energi Ujar Gatot. Padahal, tema yang diusung Dikti adalah tentang bagaimana mengembangkan wawasan kebangsaaan dan kemandirian mahasiswa baru.
Djairan selaku Ketua Pelaksana (Kapel) PKKMU Universitas Brawijaya mengatakan bahwa panitia tidak mengetahui konten yang akan disampaikan oleh Gatot. Pasalnya hal-hal terkait materi, waktu, dan pembagian tempat, semuanya ditentukan sendiri oleh Gatot. Itu semua memang permintaan dari Pak Gatot sendiri. Mulai dari materi yang disampaikan, waktu, hingga pembagian materi di tiga tempat, ucapnya. Djairan lantas melanjutkan Pekerjaan TNI adalah berperang, bertugas, dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah kenapa Pak Gatot menyampaikan hal-hal yang berbau teritori, perang, karena beliau mengalami itu semua. Tidak mungkin beliau berbicara tentang mahasiswa sedang beliau bukan dosen.