Reporter : Antonius Bagas dan Helmi Naufal
Malang, dianns.org – Terhitung sejak Senin, 20 Februari 2017, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) telah memfungsikan Gedung E yang merupakan gedung baru di FIA. Meski fisik luar bangunan selesai dibangun dan gedung sudah digunakan pada hari pertama perkuliahan semester genap, namun ketersediaan sarana dan prasarana masih belum merata. Hingga hari ketiga kuliah masih ditemukan beberapa kekurangan terkait ruang kelas. Beberapa kelas masih belum dilengkapi proyektor dan wifi router. Ditemui pula ruang kelas yang jadwal penggunaannya bertabrakan. Kantin dan minimarket yang merupakan rencana awal, sampai hari ini masih belum terealisasi. Begitu juga dengan laboratorium-laboratorium yang dijanjikan, hanya Laboratorium Kewirausahaan yang dapat dioperasikan. Keadaan lantai 8 sampai 12 yang dirancang untuk ruang konferensi dan lain-lain, hingga kini masih kosong.
Banyaknya 45 ruang kelas yang tersebar di beberapa lantai tidak diimbangi dengan pemenuhan lift yang memadai. Tersedia 3 lift untuk mengakses setiap lantai, namun baru 1 lift yang bisa beroperasi pada hari pertama perkuliahan sehingga menimbulkan antrian panjang di depan lift. Keadaan tersebut diperparah dengan insiden lift macet pada hari kedua perkuliahan. Pukul 06.15 WIB, tiga mahasiswa terjebak di dalam lift ketika lift sampai di lantai 5. Insiden itu berlangsung sekitar 30 menit sebelum petugas teknisi datang untuk mengevakuasi. Hal tersebut dibenarkan oleh Edi Pramono selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan. “Kejadiannya pagi, jam 6 lewat 15 menit. Ada laporan terus saya datang,” ujarnya.
Padahal menurut Bambang Supriyono selaku Dekan FIA UB, Gedung E rencananya akan difungsikan sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan perkuliahan mahasiswa Strata 1 (S1) yang semula diselenggarakan di Gedung A, B, D, F, dan G telah dialihkan ke Gedung E. Pada dasarnya, gedung 12 lantai tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan ruang kelas dan perbaikan sarana dan prasarana. Tetapi untuk sementara ini baru lantai 2 hingga lantai 7 yang berfungsi. “Sarana dan prasarana perlu diperbaiki, maka kami membangun Gedung E,” ujarnya.
Sementara itu, Aan Suryana selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Bisnis (HIMABIS) periode 2017 menilai pembangunan gedung cukup cepat, namun fasilitas belum merata. “Pertama, pembangunan gedung ini dalam segi pelaksanaannya cukup cepat. Dari segi fasilitas meningkat, meskipun masih belum siap sepenuhnya, belum merata,” ceritanya kepada awak LPM DIANNS pada Selasa, 21 Februari 2017. Terkait proses pembangunan yang belum selesai sepenuhnya, kondisi tersebut diakui oleh Heru Susilo selaku Pembantu Dekan II (PD II) FIA UB. Dia menyatakan bahwa proses pembangunan memang masih terus berjalan, “Tahap kedua sudah selesai, sekarang sudah mau dimulai tahap ketiga yaitu tahap finishing untuk lantai delapan sampai dengan lantai dua belas.”
Ketika ditanyai tentang waktu penyelesaian fasilitas di Gedung E, Bambang Supriyono menyatakan bahwa minggu depan fasilitas dapat terpenuhi. “Prinsip kami supaya gedung baru segera berfungsi. Memang masih ditemukan kekurangan-kekurangan, tapi kami harap dalam minggu ini dapat kami selesaikan. Minggu depan semua lift sudah berfungsi. Harapannya begitu,” tuturnya pada Senin, 20 Februari 2017.
Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa rencana pembagian fungsi setiap lantai dalam gedung baru tersebut terdiri atas basement yang digunakan untuk lahan parkir. Tempat tersebut akan menampung sekitar 20 mobil dan 100 motor. Lantai 1 akan digunakan untuk fasilitas kemahasiswaan yang nantinya akan ada 12 slot untuk stan kantin, minimarket, dan ruang makan untuk tamu. Pada lantai 2 sampai lantai 5 berisi ruang-ruang kelas, sedangkan dua lantai berikutnya khusus untuk laboratorium. Kegiatan seminar mahasiswa dan ujian skripsi akan dipusatkan di lantai 8 dan 9. Sedangkan lantai 10 sampai 12 digunakan untuk fasilitas seminar nasional.
Sejalan dengan proses penyelesaian pembangunan gedung baru, Bambang Supriyono menjelaskan bahwa Gedung A dan B yang semula digunakan sebagai tempat perkuliahan mahasiswa S1 akan dialihfungsikan. Gedung A untuk perkuliahan mahasiswa magister dan doktor. Sedangkan Gedung B akan digunakan untuk ruang dosen dan perkantoran. Penjelasan fungsi gedung lain ditambahkan oleh Heru kepada awak LPM DIANNS ketika diwawancarai pada Selasa, 21 Februari 2017 di ruangannya. “Gedung C untuk perkuliahan S1. Gedung F dan G untuk taman atau parkir, juga buat museum administrasi,” ungkapnya. Sementara penempatan gedung Sekretariat Bersama (Sekber), pihaknya menyebutkan kemungkinan dipakainya Gedung D. “Rencananya Gedung D buat sekber, Insha Allah.” Harapan mengenai nasib Sekber pun disampaikan oleh Aan Suryana, “Untuk masalah sekretariat bersama semoga ukurannya bisa diperluas supaya lebih proporsional dengan jumlah anggota.” Kebijakan jam tutup Sekber juga disinggung oleh pria berkacamata tersebut, “Untuk Sekber semoga jam tutupnya bisa dipertimbangkan, karena kebanyakan mahasiswa memiliki waktu longgar ketika malam hari.”
Fotografer : Antonius Bagas