Acara Laporan Pertanggungjawaban Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (BEM FIA) yang diselenggarakan pada Sabtu, 23 Januari 2016 di gedung C lantai 3. Pada LPJ tersebut, terkuak utang BEM sebesar 77 juta rupiah yang disebabkan oleh defisit acara ADFACE dalam rangka dies natalis FIA UB ke 55.
Reporter: Melinda Cucut W
Malang, dianns.org – Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (BEM FIA) periode 2015 meninggalkan utang sebesar 77 juta rupiah. Utang tersebut diderita BEM pasca penyelenggaraan acara ADFACE dalam rangka dies natalis FIA ke 55 pada 17 Desember 2015 silam. Informasi tersebut baru diketahui mahasiswa FIA pada saat diselenggarakannya Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) BEM pada Sabtu, 23 Januari 2016. Akibat tanggungan utang tersebut, LPJ BEM periode 2015 dinyatakan diterima dengan syarat harus melunasi utang selambat-lambatnya sampai tanggal 23 Februari 2016. Namun hingga berita ini diterbitkan, utang tersebut dikabarkan belum dapat dilunasi sepenuhnya.
Octa Roihana selaku humas acara ADFACE memaparkan beberapa celah yang menyebabkan utangpanitia ADFACE menumpuk. “Utang tersebut adalah utang vendor, utang pesawat dan travel untuk artis, dan utang kepada orang yang terus berbunga. Pasalnya, panitia acara yang mengundang artis Ipang itu telah mengeluarkan dana sebelumnya,” ungkapnya. Ia menambahkan, hasil dari penjualan tiket tidak dapat mengembalikan dana yang dikeluarkan oleh panitia, sehingga kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh pihak panitia sendiri.
Panitia acara ADFACE sendiri merupakan bentukan dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) BEM. Meskipun demikian, Octa menyayangkan sikap BEM yang terkesan lepas tangan terhadap masalah yang sedang mereka hadapi. “Kemarin sih katanya ada bantuan dari BEM. Katanya uang dari dekanat akan turun di Februari. Tapi tetap saja sampai saat ini panitia sendiri yang melunasi,” keluhnya. Mahasiswi jurusan ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2013 tersebut mengaku kesal karena harus ikut terkena getahnya. Pasalnya, seluruh mahasiswa yang terlibat dalam kepanitiaan tersebut dibebani iuran sebesar 1,8 juta rupiah untuk melunasi utang yang mereka tanggung. Hal tersebut diakui Octa sangat memberatkan sebab iuran yang dibebankan jumlahnya cukup besar.
Jumlah sisa utang yang dimiliki BEM sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Zaenal Mustofa, selaku anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa mengaku belum dapat memberikan konfirmasi mengenai sisa utang BEM karena belum mendapat kabar dari ketua BEM secara langsung. Di sisi lain pelantikan pengurus BEM periode 2016 sendiri tinggal menghitung hari. Pelantikan tersebut diagendakan akan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari mendatang. Apabila tidak segera melunasi utang-utangnya, pengurus BEM periode 2015 terancam tidak dapat didemisionerkan. Sayangnya, Robeth Akbar sendiri selaku ketua BEM periode 2015 belum dapat ditemui awak LPM DIANNS untuk meminta konfirmasi ihwal informasi tersebut. Sedangkan wakilnya, Fariz Novarianto, mengatakan bahwa ia belum bisa memberikan komentar apapun.
Menanggapi masalah tersebut, Sri Mangesti selaku Pembantu Dekan (PD) III bidang Kemahasiswaan menyatakan bahwa utang BEM periode 2015 tersebut rencananya akan dibebankan kepada pengurus BEM periode selanjutnya. Kemungkinan beban utang BEM yang lama diteruskan menjadi tanggung jawab BEM yang baru. Tetapi ini masih menjadi rencana pihak dekanat, paparnya. Rencana tersebut akan dibahas dalam pertemuan pada tanggal 23 Februari 2016 mendatang yang akan dihadiri oleh pihak dekanat bersama dengan beberapa perwakilan dari pihak mahasiswa. Selain itu ia juga menambahkan bahwa pada dasarnya pihak dekanat tidak bisa meminjami dana kepada BEM untuk menutup utang tersebut. “Secara institusi, tidak ada ceritanya pihak dekanat meminjamkan dana,” pangkasnya.
Foto oleh: Muhammad Bahmudah