Penulis: Kurir Literal/Hubungan Internasional 2013
Meski hebat, ia juga manusia, makin hari makin tua. Juga pikun
Baginya, revolusi tak ada lagi hangus dibakar api yang disulutnya sendiri
Apa yang bisa kami mengerti dari segala rupa pongahnya bangunan-bangunan kokoh ibukota?
Kian tinggi dan jauh dari rumput tanpa pernah hidup dari tanya pada rumput
Suara rumput adalah harapan sebelum harapan diinjak-injak gagahnya sepatu lars
Kemanusiaan tercerabut dari akar-akar
Di Rembang, juga di Chiapas. Apalagi di Jakarta
Kemudian mempertanyakan keadilan dimana gerangan mereka simpan
Kemudian membagi-bagikan keranda di tepi-tepi jalan raya
Mekar dan gemetar
Rumput sudah kadung bergoyang
Terus bertanya apa itu adil, juga keadilan
Memahami arti menjadi martir dan ia malah bertanya “untuk siapa?”
Setelah itu ia justru tak ada
Oh hei,
Seseorang masih ngotot meminta datangnya juru selamat. Tak perlu
Lumut sudah bertumbuhan di dinding waktu
Justru hantu-hantu berdatangan mengetuki pintu-pintu