Reporter: Nurhidayah Istiqomah

Rangkaian Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA BRAWIJAYA) menuai kritikan dari Dewan Pers Kampus (DPK). Salah satu Kritikan tersebut mengenai pelaksanaan konferensi pers yang batal dilaksanakan dua kali. Konferensi pers yang semula dijadwalkan dua kali yaitu pada hari Jumat 26 Agustus dan Selasa 30 Agustus 2016, hanya diselenggarakan sekali pada hari Jumat di gedung Rektorat Universitas Brawijaya (UB) lantai 6. Hal ini dikarenakan adanya kendala waktu pemateri yang terbatas serta tidak dialokasikannya waktu dan tempat khusus untuk pemateri. Akbaruddin mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer angkatan 2014 selaku Ketua pelaksana (Kapel) RAJA BRAWIJAYA memaparkan bahwa konferensi pers untuk hari ini (30 Agustus 2016) masih belum ada kelanjutan dan akan di koordinasikan terlebih dahulu dengan Koordinator Hubungan Masyarakat (Co Humas).


Zainal Kurniawan selaku Co Humas menjelaskan bahwa pelaksanaan konferensi pers yang kedua tidak dijadwalkan secara struktural. “Sisa konferensi hari ini adalah untuk Dirjen dan Rektor tetapi sifatya tidak terstruktur karena terbatasnya waktu pemateri. Jika ada yang melakukan wawancara, dapat langsung mewawancarai pemateri saat selesai berbicara.” ungkap Zainal. Faktor lain yang menjadi penyebab konverensi pers dilaksanakan satu kali karena kebijakan dari Humas rektorat. Hal ini sejalan dengan ungkapan Azis Razak selaku Co Acara RAJA BRAWIJAYA. “Konferensi pers bukan ketentuan panitia RAJA BRAWIJAYA, tetapi ketentuan dari humas rektorat. Kita tinggal mengikuti kebijakan humas rektorat.” jelas Azis.
Terkait konferensi pers pertama menghasilkan pemaparan konsep RAJA BRAWIJAYA dari awal, Alumni Inspiratif yang akan mengisi acara dan Penjelasan UB Kediri yang di buka lagi. “Konferensi pers jumat kemarin lebih besar menghasilkan pemaparan konsep acara. Seperti Alumni Inspiratif yang datang dan UB Kediri yang baru bisa ikut ospek sekarang.” Tutur Zainal.

Tanggapan Dewan Pers Kampus

Tidak hanya permasalahan konferensi pers yang batal digelar dua kali, rangkaian acara konferensi pers hanya sebatas pemaparan konsep acara secara teknis. Hal ini menjadi salah satu bahan kritikan DPK. Richie R Tokan selaku koordinator DPK menjelaskan bahwa konferensi pers pada hari Jumat, terdapat suatu ketentuan yang telah di sepakati tetapi dilanggar. Contohnya dalam ketentuan waktu pelaksanaan acara. “Kemarin, acara yang seharusnya diselenggarakan pukul 13.00 wib, acara baru berjalan pukul 15.00 wib. Apa yang telah menjadi ketentuan juga dilanggar.” Papar Richie.
Ada beberapa kritikan atas pelaksanaan Pengenalan Kegiatan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MU) dalam rangkaian RAJA BRAWIJAYA. Kritik terhadap pelaksanaan PK2MU antara lain mekanisme peliputan RAJA BRAWIJAYA seperti saat pembentukan formasi paper mob. Dalam ketentuan peliputan RAJA BRAWIJAYA, pasal 8 yang memuat daerah peliputan menyatakan, LPM dianjurkan meliput paper mob dari gedung Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Sedangkan arah paper mob mengarah ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Ketentuan peliputan sudah dilanggar. Misalnya paper mob. Mengapa tidak dari FEB ? kita di suruh menunggu lama, dan di graha medika kita di putar-putar. Ini kan melanggar ketentuan.” Jelas Richie.
Kritikan tersebut akan dijadikan satu dalam bentuk evaluasi dari DPK untuk panitia setelah peliputan ospek selesai. DPK akan mengumpulkan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di UB dalam kurun waktu 3-4 hari. “Rencananya kita akan kumpulkan LPM di UB, kita bentuk dan buat satu evaluasi yang akan langsung kita serahkan ke panitia setelah peliputan ospek selesai.” Ungkap Richie.