Notice: Function WP_Scripts::localize was called incorrectly. The $l10n parameter must be an array. To pass arbitrary data to scripts, use the wp_add_inline_script() function instead. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 5.7.0.) in /home/diannsor/public_html/wp-includes/functions.php on line 5866
LPM DIANNS

Author: LPM DIANNS

Perempuanku

1943 Aku tak pernah hina seperti yang selalu kautuduhkan padaku. Ingin rasanya kusumpal mulutmu dengan serbet lusuh berlumuran muntahku. Tidakkah kau sekali saja mengerti? Oh, bukan mengerti. Itu masih terlalu jauh. Tidakkah sekali saja terlintas dipikiranmu tentangperilaku busukmu padaku? Kau terang-terangan menjarah harga diriku. Kau perlakukan aku tak ada harganya demi mengenyangkan nafsumu yang liar dan serakah ketika kukatakan tak mau. Manusia ataukah binatang kau itu sejatinya? Bahkan mungkin binatang lebih mulia daripada kau. Iblis pun mungkin lebih mulia daripada kau! Ketika aku meraung-raung kesakitan kau malah mengisap dalam-dalam puntung rokok yang menyala sambil tertawa riang menyaksikanku kesakitan. Aku ini si pesakitan. Tidakkah pernah kau melihatku sebagai manusia yang juga sama sepertimu? Mulanya berjam-jam. Aku menunggu sesuatu entah apapun itu menjemputku dan menjauhkanku dari tempat yang mulai kucurigai ini. Kemudian menjadi berhari-hari. Seorang berseragam mendekatiku yang gemetar di pojokan kamar. Perlahan dia menyentuh bibirku yang memucat. Kuhempaskan tangannya kemudian ia membalas lebih keras. Masih kucoba memberontak dan melindungi diriku yang kekuatannya tak sampai setengah dari kekuatan lelaki berseragam tadi. Ia malah balik menyerangku. Akupun tak berdaya dan menuruti kemauannya. Tolol. Sungguh tolol. Aku hanya mampu menggulirkan air mata. Lelaki berseragam sama silih berganti mendatangiku. Dari berhari-hari menjadi berbulan-bulan. Aku sekarang mengerti. Manusia-manusia berseragam yang tak berperikemanusiaan itu telah memperkerjakanku sebagai Jugun Ianfu, wanita jalangnya. Bah, masih mending dipekerjakan, tapi aku telah diperdayakan alias diperbudak alias diperbinatangkan. Apakah di luar...

Read More

Hatiku Disana, Bukan Disini

Secercah harapan muncul, matahari pagi merona tersenyum begitu anggunnya. Kapas putih melayang indah di langit. Membentuk deretan benda yang sebentar berubah mengikuti pola pemikiranku. Menyaksikan kuasa Tuhan di dataran permadani hijau ini menggambarkan kenyamanan penuh optimisme yang melahirkan sebuah kenyataan hidup begitu indah. Udara masih sangat bersahabat begitu tertib masuk dan keluar dari paru-paru. Sungguh membuat nyaman segalanya. Saat akhir pekan inilah selalu kusempatkan untuk menyandarkan tubuhku sejenak. Istirahat dari lelahnya berpetualang mencari pengalaman baru setiap hari. Hanya di hari ini. Minggu yang indah, minggu yang sempurna, minggu yang sejuk, namun juga minggu yang kosong. Lekukan bibirku sekejap berubah menjadi perahu terbalik. Aku terhenyak saat pikiranku menyapa minggu yang kosong. Tarikan napas panjang bergelut dengan nuraniku. Kosong dan gelap. Mataku menyapu alam sekitar, sejak dua tahun lalu tak ada yang berubah dari tempat ini. Hijau berbintik merah karena diantara rumput terdapat bunga mawar merah yang tumbuh dengan cantiknya. Mengisyaratkan sebuah lukisan Tuhan Yang Maha Agung. Hanya saja langit berbisik merdu kepadaku. Telinga ini seakan menangkap dengan jelas gaung yang diteriakkan oleh pengisi alam. Kebersamaanku dengannya hanya sebentar. Katanya “hatiku disana bukan disini”. Air mata meleleh jatuh menuruni mulus melewati pipi. Dan kata-kata itulah yang saat ini dibisikkan lagi oleh langit. Akankah mereka menginginkan aku untuk jatuh pada sakit yang kurasakan dulu. “Sudah cukup kau melampiaskan semua kekecewaanmu terhadapku”. Aku terdiam, suara berat laki-laki di samping seakan mengiris tajam pendengaranku....

Read More

Realitas Mode Membuka Jejak Pribadi Kaum Hawa

Pakaian atau busana bukan lagi menjadi fungsi penutup bagian tubuh manusia, melainkan beralih menjadi kebutuhan sosial yang harus dipenuhi setiap orang, khususnya kaum hawa atau perempuan. Pakaian juga merupakan salah satu identitas diri dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat luas. Perkembangan trend mode berbusana pun nampaknya selalu tak luput dari sorotan kaum yang satu ini. Dinilai wajar, memang seharusnya. Namun di sisi lain,pencitraan akan diri mereka pun akan lahir seiring pertumbuhan gaya berpakaian dari masa ke masa. Tentunya kondisi ini memberikan suatu pemikiran kritis untuk kehidupan sosial yang dilakukan oleh kita semua. Yaitu Karakter seseorang dibentuk dari sepotong pakaian. Miris memang, namun itulah fakta sebenarnya yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Dewasa ini telah menyorot bahwa prioritas masyarakat dalam hal berpakaian akan sangat tergantung pada keadaan sosial lingkungan sekitar. Segmentasi pasar bukan lagi mementingkan kebutuhan namun lebih kepada trend berbusana pada setiap era. Pribadi atau karakter seorang wanita seolah dibentuk melalui trend berbusana yang sedang menjadi top ranking dalam kehidupan sosial mereka, terutama para perempuan remaja yang masih terbilang cukup labil. Mereka inilah makanan empuk bagi para kompetitor pakaian untuk menjual produknya ke pasaran. Keterasingan. Itulah kata yang pas diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai selera mode rendah. Demi mendapat perhatian dari sesamanya maupun lawan jenis atau bahkan suatu kelompok sosial, mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan suatu perubahan di dalam dirinya dalam hal mengikuti gaya berbusana maupun berpakaian. Jelas...

Read More

Sebatas IPK Cum Laude

Cum Laude adalah kata yang mampu mengepreksikan sebuah pencapaian terbaik bagi seorang mahasiswa dalam menempuh gelar pendidikannya sebagai seorang sarjana. Hal itu berarti secara tidak langsung mahasiswa terobsesi penuh pada sebuah lambang huruf yang tercetak pada lembar hasil studi mereka. Tetapi cukup kompetenkah hasil yang didapat dengan proses belajar yang dilakukan mahasiswa tersebut?. Terkadang pertanyaan tersebut muncul dengan proyeksi bahwa hanya sebatas Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Cum Laude mampu menggambarkan secara keseluruhan potensi akademik yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Pengenalan akan dunia pendidikan Perguruan Tinggi memaksa kita untuk selalu bersaing dalam bidang kompetensi apapun demi mendapatkan sebuah predikat yang mumpuni antara satu sama lain. Tak jarang perburuan katacumlaude membuat sebagian mahasiswa berupaya penuh dengan cara mendidik dirinya sendiri untuk tetap fokus di bidang akademiknya. IPK Cum Laude secara tegas mengandalkan sisi pemikiran setiap mahasiswa dengan target mutlakcum laude harus direbut. Sampai batas itukah seorang mahasiswa akan mencapai kesuksesannya? Tentu bukan hal yang mudah untuk merefleksikan pertanyaan tersebut, bahwasanya dasar potensi akademik yang kuat harus mampu mengimbangi kemampuan atau bakat yang kita miliki. Tujuan yang benar akan potensi dasar kita sebagai seorang mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa tentu bukan diukur melalui deretan huruf yang berjejal di lembar demi lembar hasil studi setiap semesternya. Namun, soft skill yang dimiliki akan mendukung kinerja kompentensi kita secara praktik bukan teoritis. Pemahaman yang baik akan sebuah nilai cum laude sewajarnya dimulai dari diri setiap mahasiswa....

Read More

Brawijaya Jazz Festival XVII Hadir Dengan Konsep Baru

Malang, Dianns.org – Acara tahunan Brawijaya Jazz Festival XVII kembali digelar oleh Unit Aktivitas Band Universitas Brawijaya (Homeband UB) pada tanggal 4-5 April 2012. Mengambil tempat di Samantha Krida UB, acara Brawijaya Jazz Festival tahun ini menghadirkan sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dari acara Road to Kharisma yang diadakan di salah satu cafe di kota Malang, hingga masuk kepada konsep acara yang dibuat lebih menarik dan meriah yang akan memanjakan para pencinta musik Jazz di lingkungan UB. Mengambil tema Jazz Volution, Brawijaya Jazz Festival XVII diharapkan menjadi sebuah titik transisi dan awal dari suatu perubahan dari acara ini sendiri. Setelah melihat antusiasme penonton pada tahun-tahun sebelumnya, maka acara tahun ini diharapkan memberikan suguhan musik Jazz yang bagus dan matang,” ujar Mayang, selaku ketua pelaksana acara ini. Ditemui di Samantha Krida UB, Selasa malam (3/4/2012). Mayang juga mengatakan bahwa acara tahun ini bukan hanya menawarkan sajian musik saja, tapi memberikan sisi edukasi mengenai musik Jazz melalui workshop yang sebelumnya sudah dilaksanakan oleh pihak Homeband UB. Jadi penikmat musik tidak lagi bingung, mana yang dinamakan musik Jazz dan mana yang dinamakan musik Pop. Pada hari pertama ini akan menampilkan 26 perwakilan band yang terdiri dari band junior dan senior dari 13 fakultas di UB, yang nantinya akan dipilih 10 band terbaik dari 5 fakultas sesuai perhitungan juri. Selanjutnya band yang lolos akan dilombakan kembali esok hari untuk mencari band...

Read More