Setiap tanggal 1 mei kita memperingati Hari Buruh Sedunia. Jutaan kaum buruh di seluruh dunia memperingati dengan turun ke jalan meneriakkan tuntutan-tuntutan mereka kepada pemerintah. Berbagai macam tuntutan yang kesemuanya bermuara menuju satu titik yakni kesejahteraan. Berbicara mengenai kesejahteraan buruh, bolehlah kita menengok ke masa lampau di saat revolusi industri dimulai. Dimulainya penggunaan mesin-mesin untuk menggantikan peran tenaga manusia. Pada saat itu muncullah seorang tokoh bernama Robert Owen dengan gagasannya yang menurut saya sangat relevan dan layak untuk dijadikan model bagi hubungan antara buruh dan pengusaha dewasa ini.

Robert Owen di dalam karyanya A new view of society, or essays on the formation of the human character (1813) membantah pendapat umum pada waktu itu yang seakan-akan mengatakan watak pribadi manusia itu hanya dibentuk oleh pembawaan keturunan dan kemauan saja. Robert Owen menekankan, bahwa masih ada faktor lain yang membentuk watak manusia, yaitu keadaan sosial. Malahan beliau menandaskan bahwa pengaruh social environment manusia, yaitu pengaruh lingkungan sosial, adalah faktor pokok yang membentuk watak pribadi manusia, tidak hanya sewaktu manusia itu dalam zaman kekanak-kanakan, tetapi juga ketika bertumbuh menuju kedewasaan. Karena itu untuk membentuk watak yang baik, perlu diperbaiki lebih dulu lingkungan sosial manusia.

Berdasarkan teori tersebut, maka Owen secara aktif menciptakan lingkungan sosial seperti itu bagi kaum buruh. Kaum buruh akan berwatak baik dan bekerja keras, apabila lingkungan pekerjaan dan lingkungan rumah tangga dalam keadaan baik. Sebaliknya kaum buruh akan berwatak busuk dan bekerja busuk, jika lingkungan sosial berada dalam keadaan busuk dan buruk. Dan sebagai seorang filantrofis yang berwatak luhur, maka ia tidak segan-segan menggunakan kekayaan dan keuntungan pabrik yang dia miliki untuk perbaikan social environment kaum buruh itu.

Ditengah-tengah kerusuhan keadaan sosial di New-Lanark (tempat perusahaan milik owen berada) pada waktu itu, dimana demoralisasi di segala bidang merajalela, maka Robert Owen menutup tempat-tempat pemabukan dan tempat-tempat pelacuran di sekitar pabriknya; kemudian membangun rumah-rumah untuk kaum buruh secara rapi dan higienis; meyediakan tempat-tempat rekreasi di dalam dan di luar pabrik; mendirikan koperasi konsumsi untuk buruh, sehingga buruh tidak lagi menjadi korban praktek lintah darat dari pemilik toko-toko barang makanan dan pakaian; mengadakan aturan kerja 10 jam sehari yang pada saat itu sangat progresif sekali; mengadakan fonds dari simpanan kaum buruh, dan perbaikan sosial lainnya.

Khusus untuk pekerja anak-anak serta anak-anak dari kaum buruh, Robert Owen mengambil tindakan sebagai berikut : menghentikan pengambilan pekerja anak-anak dari rumah pemeliharaan anak-anak miskin; menetapkan larangan kerja bagi anak-anak di bawah 10 tahun; mengadakan taman kanak-kanak serta rumah dan gedung sekolahan untuk anak-anak kaum buruh dan usaha dalam dunia pendidikan lainnya.

Akibat dari social environment yang dia terapkan, ternyata hasilnya menguntungkan sekali , tidak hanya bagi kaum buruh, tetapi juga bagi Robert Owen sendiri.

Pertama, perlu dicatat, sekalipun biaya untuk perbaikan sosial kaum buruh itu besar sekali, tetapi pabriknya tidak merugi. Kedua, kerusuhan-kerusuhan dan demoralisasi menghilang. Ketiga, pabrik Robert Owen tidak kalah dalam persaingan dengan pabrik-pabrik lain yang keuntungannya digenggam saja untuk kepentingan si-ondernemer sendiri.

Ketika pada tahun 1806, Amerika mengadakan embargo terhadap ekspor kapas ke Inggris, yang berakibat pada berhentinya proses produksi pabrik-pabrik tekstil di Inggris dan meng-onstlag(melepas) kaum buruh. Robert Owen tidak mengadakan massa-onstlag, tetapi menyuruh buruh yang bekerja dengannya untuk bekerja terus dengan upah seperti biasa. Mereka disuruh membersihkan dan meminyaki seluruh mesin-mesin dalam pabrik selama 4 bulan, sampai dicabutnya embargo. Namun, konsekuensinya Robert Owen harus mengeluarkan biaya cukup banyak untuk menyelamatkan pabriknya.

Begitulah pemikiran dan perwujudan pemikiran dari Robert Owen untuk menyejahterakan kaum buruh. Pemikiran dan wujud tindakan seperti yang dilakukan oleh Robert Owen menurut saya masih sangat layak untuk diterapkan dalam pabrik-pabrik dan kawasan-kwasan industri meskipun dengan penyesuaian menurut situasi dan kondisi di tiap-tiap tempat.

*Disarikan dari buku Sosialisme Indonesia Ditulis oleh DR. H. Roeslan Abdulgani, penerbit yayasan prapanca 1965.

Penulis : Suprayogi Rachmatdani