Penulis: Esa Kurnia A.
Aku mencintaimu Indonesiaku
Meski warna merah putihmu sudah mengusam
Meski warna putih pada benderamu sudah menghitam
Dan warna merah pada benderamu telah menghijau
Aku tetap mencitaimu Indonesiaku
Meski telah mereka cabik-cabik hijau pegununganmu
Meski sudah mereka lahap bukit-bukit kapurmu
Meski telah mereka renggut jati diri manusiamu
Hai para komprador koorporasi asing
Kamu yang lapar akan daging merah segar
Masihkan kau merasa nyaman berkeliaran ditengah padatnya beton-beton tinggi itu?
Masihkah kau sibuk untuk meminta kebutuhan golonganmu?
Masihkah kau berdebat soal benar dan salah atas kepentinganmu?
Sedang, jauh di pedalaman sana
Ada anak kecil, ibu menyusui, bapak di ladang sedang menunggu
Kemerdekaan yang mereka anggap masih menjadi mitos
Kemerdekaan yang mereka anggap masih semu
Dimanakah kemerdekaan itu, Hey ?
Bukankah negeri ini belum benar-benar merdeka ?
kemiskinan , kebodohan, keterbelakangan,
dan, erotisme masih menghiasi halaman depan surat kabar
Keadilan masih tajam ke bumi, tumpul ke langit
Korupsi masih mengintip di sudut-sudut meja panas birokrasi
Pendidikan masih berpihak kepada borjuasi
Hingga bocah mengamen tak mengenyam pendidikan
Hey para komprador ulung !!
Kemerdekaan itu bukan hanya milik golonganmu
Sungguh kau telah mengkhianati bangsa ini
Bangsa yang mana tanahnya kau pakai untuk makammu kelak
Bangsa yang mana airnya kau teguk untuk memuaskan rasa haus
Bangsa yang mana udaranya dapat kau hirup dengan bebas
Hey, Dimana KAU mahasiswa hari ini ?
Bukankah kau mengetahui tentang permasalahan bangsa ?
Atau kau sengaja menutup mata dan telingamu
Kemudian mengkritik saat merasa di tindas
Lalu dimanakah KAU meletakan fungsimu, hai mahasiswa?
DIAM, kemudian merintih oleh keadaan
Mencoba bangkit kemudian melesu
Menengadah ke langit
Sialnya sudah tertimpa hujan beratus kali lipat …