Category: Opini

Petaka – Petaka Modernitas

[Opini] Pencerahan Eropa sejak 16-17 M, telah membawa optimisme bagi seluruh manusia. Pencerahan ini seakan berjanji bahwa rasionalitas dan akal budi di era modern akan membawa kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Era modern dengan sokongan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dipercaya dapat membawa umat manusia pada kemakmuran tingkat tinggi. Tibalah kita pada era modern dengan segala kemajuanya. Era ini berkorelasi kuat pada rasionalitas teknologis, dimana segala bentuk permasalahan era modern diyakini dapat dipecahkan oleh IPTEK. Manusia modern begitu percaya bahwa kemudahan dan kenyamanan hidup di era ini mengindikasikan kemakmuran dan kesejahteraan. Namun, dibalik itu semua, era...

Read More

Memori Hitam Kawan Pers di Kala Pandemi

Fakta bahwa dihantam wabah selama hampir setahun tanpa menyandang status “menang”, Indonesia benar benar sedang mendapat ujian berat. Laporan terbaru sebagaimana yang dipaparkan dalam nasional.kompas.com, menyebutkan virus ini menjangkit satu juta lebih penduduk indonesia yang tersebar di sejumlah daerah. Meski diklaim sebagai “situasi darurat“, jurnalis tetap harus berperan sebagai garda terdepan dalam menyampaikan informasi kepada publik. Dalam era ini ( 2020-2021 ) tersimpan sejumlah memori hitam bagi sejumlah jurnalis di tanah air. Jika di era orde baru Surya Paloh mengekspresikan gejolak hatinya lewat koran hitam di hari pers nasional, sepertinya saya juga ingin mengungkapkan gejolak hati melalui tulisan hitam...

Read More

Dalam Bayang-Bayang Konsumerisme

Salah satu hal yang melekat di kehidupan perkotaan adalah konsumerisme. Konsumerisme merupakan perilaku konsumsi yang berlebihan atas dasar pada keinginan, dengan mengesampingkan nilai kebermanfaatan. Kegiatan konsumsi dijadikan ajang eksistensi diri agar diakui oleh orang lain. Perilaku seperti itu mendorong gaya hidup yang menganggap nilai keunggulan atau citra diri dapat dibeli dengan materi. Baru – baru ini saya menyadari kepemilikan uang, mobil, pendidikan, dan barang-barang mewah dianggap menjadi suatu nilai keunggulan bagi seseorang. Kemudian hal itu akan dijadikan tolak ukur kesuksesan bagi dirinya. Misalnya seperti “Saya lebih sukses dari dia karena memiliki mobil ini,” atau “Saya lebih pintar dari orang...

Read More

Seremonial Demokrasi di Pedesaan

Demokrasi hanya sebuah ekspresi seremonial yang semakin hari terus digeser dalam pemaknaannya. Terlalu jauh jika membahas demokrasi yang lingkupnya setingkat negara, yang sebenarnya pun tak jauh berbeda jika melihat lingkup lebih kecil yaitu desa. Demokrasi dalam lingkup setingkat desapun juga sudah dimaknai sedemikian berbeda. Hanya sebuah urusan voting ketika pemilihan lurah, ketua RT, maupun ketua RW. Kegiatan berdialog dan menemukan kata mufakat seperti hal yang langka kita temukan saat ini. Keputusan berada di tangan mereka yang mempunyai kuasa atas permainan politik desa. Masyarakat desa dipecah sedemikian rupa demi kepentingan golongan. Mungkin akan terlihat lumrah jika pada kondisi zaman sekarang...

Read More

Oktober Kelam : Pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibuslaw

Pengesahan rancangan undang-undang omnibus law (5/10) merupakan bentuk patah hati terdalam rakyat kepada pemerintah. Sungguh, rakyat mencintai negara ini dengan penuh rasa kasih dan sayang. Namun pemerintah mengkhianati kami. Maka atas keingkaran pemerintah saat ini, saya akan tuliskan bentuk ketidak percayaan lagi kepada mereka. Tidak ada pembuat undang-undang yang pembentukannya segopoh layaknya omnibus kecuali rezim hari ini. Omnibus law merupakan undang-undang sapu jagat. Undang-undang yang memadatkan banyaknya undang-undang dalam satu undang-undang. Namun celakanya, terdapat keganjalan metode legislasi pembuatan omnibus oleh pemerintah. Menurut Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) , pemerintahan mengabaikan asas kejelasan, kedayagunaan, dan hasilguna undang-undang. Ini...

Read More