Pada Selasa (19/12/2023), dilakukan aksi damai sebagai respon atas diambilnya keputusan aklamasi dalam Pemilihan Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya 2023 (Pemilwa FIA UB 2023) di lingkungan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Keputusan aklamasi ini dianggap sebagai pemberangusan demokrasi dalam Pemilwa FIA UB 2023. Seruan aksi yang dilakukan secara damai dan simbolik ini diinisiasi oleh Aliansi People Power MAFIA.

Aksi damai pertama dinamakan “Ziarah ke Makam Demokrasi FIA”. Aksi ini dilakukan dengan peletakan karangan bunga sebagai simbol pemakaman demokrasi yang telah diberangus. Aliansi People Power MAFIA mengimbau para mahasiswa FIA untuk hadir dan bergabung untuk mendokumentasikan, menyampaikan suaranya di secarik kertas, menabur bunga di depan “makam”, atau hal-hal lain yang bersifat damai dan tidak anarkis.

Aksi damai yang kedua dinamakan “Putihkan FIA”. Dalam aksi ini, seluruh MAFIA dapat hadir ke FIA dengan mengenakan pakaian dominan putih. Setya Novanto, perwakilan Aliansi People Power MAFIA mengungkapkan “Warna putih menyimbolkan kesucian dan kekalahan. Kami merasa telah kalah, bukan atas kekalahan dari salah satu Paslon yang sedang berkontestasi, tapi kekalahan atas hak kami yang sudah diberangus”.

People Power MAFIA terbentuk atas inisiasi dari Aliansi Ketua Himpunan (Kahim) FIA UB 2023 dan 2024. Awalnya, perkumpulan ini mengatasnamakan Aliansi Kahim. “Ketika mengeskalasikan gerak kami ke arah yang lebih tinggi, tidak tepat rasanya menggunakan diksi Aliansi Kahim, maka kami akomodir ke arah People Power MAFIA, dengan menggunakan metode konsolidasi. Ini bukan Sebuah organisasi ataupun badan lembaga, Ini murni bentuk gerakan. Jadi gerakan ini juga akan selesai ketika kebutuhannya selesai,” jelas Setya Novanto.

Adapun beberapa poin rekomendasi yang disampaikan dalam aksi ini di antaranya imbauan untuk mencabut berita acara tentang keputusan hasil Pemilwa FIA UB 2023, meninjau kembali surat keputusan aklamasi dalam kongres mahasiswa, serta mengadakan audiensi yang membahas masalah ini dengan menghadirkan seluruh pihak terkait.

Setya Novanto berharap aksi damai ini dapat menghidupkan kembali demokrasi dan keadilan di tataran mahasiswa FIA UB. Ia juga mengharapkan seluruh elemen mahasiswa bisa memahami makna demokrasi dan keadilan, bagaimana langkah-langkah menciptakannya, dan berdamai atas permasalahan yang terjadi hari ini. “Apalagi kita menjunjung tinggi hak Lembaga Kedaulatan Mahasiswa, bagaimana bisa dikatakan Lembaga Kedaulatan sementara tahap pemilihannya adalah melalui mahasiswa-mahasiswa yang tidak dihargai kedaulatannya?”, tuturnya.

Pamungkas, Setya Novanto menyampaikan alasan aksi dilakukan secara damai ialah karena mereka menghargai rekan-rekan di FIA yang sedang melaksanakan UAS. “Aksi damai kami lakukan dengan pertimbangan kondisi FIA yang sedang melaksanakan UAS dan di akhir tahun. Kami juga harus menjaga nama baik FIA. Aksi kami bukan ingin menghancurkan nama baik FIA, melainkan untuk menjunjung tinggi nilai demokrasi dan keadilan bagi seluruh mahasiswa FIA.”

Penulis : Najla dan Bambang

Editor : Tika

Layout : Najla