tumblr_inline_n4o9nxxkx61r7y56r

Reporter : Debby Lian/Eka Susanti

Malang, dianns.org – Lagu baru Banda Neira derai-derai cemara, puisi terakhir Chairil Anwar, menghipnotis penonton di Tembi Rumah Budaya (26/04). Forum musik Tembi menyelenggarakan konser yang bertajuk “Suara Awan, Sebuah Pertemuan”, konser ini menggabungakan antara folks akustik Banda Neira, alunan piano Gardika Gigih, dan nuansa elektronik layur. Selain itu, penampilan juga string trio Alfia Emir Aditya (Cello), Jeremia Kimoshale (Cello), dan Suta Suma Pangekshi (Biola). “Pertemuan kita itu berawal dari saling mendengarkan soundcloud, saling berkomentar dan kemudian bertatap muka sampai akhirnya memutuskan bikin kolaborasi. Dan kenapa Gardika Gigih sama Layur, ketika dengerin musiknya dan ketemuan ternyata dapat kemistrinya,” tutur Ananda Badudu, personil Banda Neira sekaligus jurnalis Tempo.

Selain derai-derai cemara, hujan di mimpi, matahari pagi, dan hal-hal yang tak bicarakan juga dibawakan Banda Neira, sabtu malam kemarin. Lagu layur, are you awake? Dan lagu ciptaan Gardika Gigih juga menghipnotis penonton. Lagu-lagu yang dimainkan dalam konser kolaborasi suara awan, sebuah pertemuan berbeda dengan lagu yang didengarkan selama ini. Banda Neira, Gardika Gigih, dan Layur mengubah aransemen lagu menjadikanya sesuatu yang baru. Lagu-lagu Banda Neira yang biasanya dibuat hanya dengan satu gitar kopong dan xylophone akan terdengar lebih mewah dengan tambahan musik elektronik Layur, permainan piano Gardika Gigih, dan sentuhan klasik dari string trio.

Konser yang seharusnya berakhir pukul 21.00 WIB ini tidak membuat penonton beranjak dari tempat duduknya, akhirnya Banda Neira pun kembali bernyanyi lagu “Gadis Kecil” sebagai pencair suasana. Ananda Badudu pun mengatakan bahwa Banda Neira akan tetap memilih jalur indie dalam bermusik.