Reporter: Nurbaiti Permatasari dan Hayu Primajaya

Anak-anak dengan ceria kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Nandvr Dvlvr di Taman Merbabu, Minggu 20 Maret 2016. Mereka yang mengikuti kegiatan ini pada anak-anak usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD) yang didampingi para orang Tuanya Seperti yang diungkapkan oleh Dwi Tientus, salah seorang anggota Nandvr Dvlvr, kegiatan ini merupakan sarana bagi anak-anak untuk belajar bersosialisi dengan teman-teman serta mempererat hubungan anak tersebut dengan orang tuanya.

Di Era Globalisasi Saat Ini Mendorong Setiap Lini Kehidupan

Manusia menjadi lebih modern, tak terkecuali dunia anak-anak. Jika kita menelisik kehidupan anak-anak di indonesia saat ini, tentu beda dengan anak-anak masa lampau. Anak-anak saat ini cenderung individualis. Hal hal ini terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat serta perannya yang kurang dalam membimbingnya sehingga mereka lebih memilih bermain gadget berjam-jam dibandingkan bermain bersama teman-teman. “Anak sekarang lebih suka gadget utama, gak kayak zaman kita dulu, era 90-an yang sukanya bermain ama temen-temennya, nonton televisi yang paling nonton kartun,” ungkap Dwi Tientus, salah satu anggota Nandvr Dvlvr.

Hal-hal tersebut tentunya akan berakibat buruk pada perkembangan anak. Perlu ada kesadaran semua pihak untuk menanggulangi dampak buruk globalisasi terhadap perkembangan mental anak. “Yang harus bisa mengendalikan perkembangan itu orang tua. Jangan pernah untuk ganti perubahan jaman itu sendiri, karena manusia selalu punya perubahan, “imbuh Dwi Tientus. Orang tua yang sedang mengalami gangguan bangun sendiri. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting untuk membimbing tumbuh kembang anaknya. Salah satu yang dilakukan orang tua dengan membimbingnya dalam menggunakan teknologi dengan bijak, dan mengajaknya untuk bersosialisasi dengan teman.

Hal tersebut lah yang melatarbelakangi Nandvr Dvlvr untuk kegiatan edukatif guna meningkatkan kemampuan anak untuk bersosialisasi dan mempererat hubungan orang tua dengan anaknya. “Disini, anak-anak saling berkenalan satu sama lain dan saling berinteraksi dengan teman,” lanjut Dwi. Dengan kemampuan bersosialisasi yang baik, tak hanya membuat anak-anak baru banget teman, baru akan menambah pengalaman dan akan ada manfaat untuk ke depannya. Hal itu juga akan mendorong anak-anak untuk tumbuh aktif dalam kesehariannya.

Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh Nandvr Dvlvr setiap dua minggu sekali di Taman Merbabu dan dibagi ke dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah gambar dan membaca. Kegiatan ini berguna untuk perkembangan motorik dan daya imajinatif anak. Saat mereka datang, mereka langsung mengambil dan diberi kertas untuk menggambar. Mereka diberi kebebasan untuk menggambar sesuai dengan imajinasi mereka. Saat menggambar dan membaca, mereka juga diiringi lagu anak-anak yang tentunya menambah keceriaan. Selain itu, tersedia juga banyak buku gambar di tempat.

Sesi kedua buat workshop buat hasta karya yang tiap minggunya berbeda. Karya yang mereka hasilkan: boneka salju dari kapas, mobil-mobilan, dan pot bunga dari botol bekas. Dalam kegiatan ini tentunya anak tidak bisa membuat hasta karya sendiri, pelihara membutuhkan bantuan orang tua sehingga kegiatan ini juga bisa mempererat hubungan orang tua dan anak.

Sesi terakhir yaitu dongeng yang dibawakan oleh Demsi Danial, salah seorang pendongeng di Kota Malang. Ia menambahkan dongeng menjadi kegiatan yang paling ditunggu dan perkembangan pada perkembangan anak. Tema dongeng yang dibawakan biasanya masih berhubungan dengan tema workshop sebelum-nya. Ia membawaakan dongeng dengan ekspresif dan melibatkan anak untuk memerankan tokoh dalam dongeng subur. Hal inilah yang membuat Demak mengemas dongeng semenarik mungkin agar mudah dicerna dan diserap oleh anak. Tak lupa, dalam penyampaian dongeng diselipkan pesan-pesan moral dalam kehidupan sehari-hari anak-anak.

Menurut salah satu ibu dari seorang anak yang sedang melakukan kegiatan Nandvr Dvlvr, kegiatan ini menyenangkan. “Saya bahagia melihat anak saya tertawa, mengekspresikan dirinya dan juga berkenalan dengan teman baru. Kegiatan anak saya tak hanya berkutik di sekolah saja saja di dunia luar juga, “ungkapnya. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang mengikuti dua minggu sekali.

Selain itu, ia terus mengingat per kembangan dari kegiatan ini. “Saat acara berlangsung, saya duduk di belakang anak saya dan apa yang anak saya lakukan,” tandas ibu tiga anak ini. Mendogeng menjadi kegiatan yang paling ditunggu dan diminati. Dongeng menjadi alat untuk memberikan pesan moral dan diterapkan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari.