Fotografer : Asti Faizati

Malang, dianns.org – Menurunnya akreditasi Universitas Brawijaya menjadi B, menjadi permasalahan yang dihadapi rektor terpilih Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri. Permasalahan ini menjadi tema sharing dan diskusi masalah umum dan administrasi (SERDADU MUSI) di Gedung Prof Taher Alhabsyi, lantai 1, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Dengan tema yang bertuliskan “B UNIVERSITAS atau AKREDITAS?”, diskusi dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan dari Dekan FIA, Prof. Dr. Bambang Supriyono (05/05).

Dalam diskusi ini Prof. Bisri menjelaskan kronologi peristiwa turunnya akreditasi UB. Prof Bisri juga merupakan ketua tim akreditasi UB, “Terdapat dua hal yang disesali, pertama saat penilaian olehasesor ada dosen dan mahasiswa yang melenceng dari apa yang sudah di arahkan oleh tim kami. Kedua, ada kesalahan penafsiran penilaian poin antara kami dengan para asesor. Dari 100 pertanyaan di borang akreditasi, nilai yang harus didapat untuk mendapatkan akreditasi A adalah 361 sedangkan UB hanya mendapatkan 357,” jelasnya.

Selain Prof. Bisri, Akhmad Hadi Faqih Syaikhu, Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Brawijaya (DPM UB) juga turut menjadi pemateri. Ia berpendapat bahwa penyebab menurunnya akreditasi UB adalah jumlah mahasiswa yang terlalu banyak. Menanggapi hal tersebut Prof Bisri mengatakan bahwa akan menekan jumlah mahasiswa yang masuk dengan masterplan berbasis daya tampung. “Penerapan Masterplan berbasis daya tampung ini sudah pernah dilaksanakan di Fakultas Teknik ketika saya menjadi Dekan Fakultas Teknik,” ungkapnya.

Saat sesi terakhir tanya jawab, Akhmad Hadi juga menyinggung tentang penerapan solusi rektor terpilih UB yang sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru. Â Menanggapi pertanyaan tersebut Prof. Bisri mengatakan akan langsung menerapkan hal tersebut ketika ia sudah dilantik menjadi rektor UB. Tetapi, ia mengatakan yang menjadi permasalahannya adalah belum dilantiknya ia sebagai rektor UB. “Padahal UB sudah membuka penerimaan mahasiswa baru dari jalur SNMPTN,” tuturnya.

Radias pun menjelaskan bahwa SERDADU MUSI merupakan kajian rutinan dua minggu sekali yang diadakan oleh BEM FIA UB. “Tujuan diangkatnya tema ini adalah untuk mengetahui pandangan dari rektor baru tentang akreditasi UB yang turun. Selain itu kami juga ingin menarik kepedulian mahasiswa akan akreditasi UB sehingga diharapkan pada diskusi kali ini mahasiswa dapat menyalurkan aspirasi mereka tentang akreditasi UB. Kita mengambil tema ini juga dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS),” ucap Radias Pratama, ketua pelaksana SERDADU MUSI.

Reporter : Danar Yuditya Pratama dan Asti Faizati

Fotografer : Asti Faizati

Malang, dianns.org – Menurunnya akreditasi Universitas Brawijaya menjadi B, menjadi permasalahan yang dihadapi rektor terpilih Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri. Permasalahan ini menjadi tema sharing dan diskusi masalah umum dan administrasi (SERDADU MUSI) di Gedung Prof Taher Alhabsyi, lantai 1, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Dengan tema yang bertuliskan “B UNIVERSITAS atau AKREDITAS?”, diskusi dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan dari Dekan FIA, Prof. Dr. Bambang Supriyono (05/05).

Dalam diskusi ini Prof. Bisri menjelaskan kronologi peristiwa turunnya akreditasi UB. Prof Bisri juga merupakan ketua tim akreditasi UB, “Terdapat dua hal yang disesali, pertama saat penilaian olehasesor ada dosen dan mahasiswa yang melenceng dari apa yang sudah di arahkan oleh tim kami. Kedua, ada kesalahan penafsiran penilaian poin antara kami dengan para asesor. Dari 100 pertanyaan di borang akreditasi, nilai yang harus didapat untuk mendapatkan akreditasi A adalah 361 sedangkan UB hanya mendapatkan 357,” jelasnya.

Selain Prof. Bisri, Akhmad Hadi Faqih Syaikhu, Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Brawijaya (DPM UB) juga turut menjadi pemateri. Ia berpendapat bahwa penyebab menurunnya akreditasi UB adalah jumlah mahasiswa yang terlalu banyak. Menanggapi hal tersebut Prof Bisri mengatakan bahwa akan menekan jumlah mahasiswa yang masuk dengan masterplan berbasis daya tampung. “Penerapan Masterplan berbasis daya tampung ini sudah pernah dilaksanakan di Fakultas Teknik ketika saya menjadi Dekan Fakultas Teknik,” ungkapnya.

Saat sesi terakhir tanya jawab, Akhmad Hadi juga menyinggung tentang penerapan solusi rektor terpilih UB yang sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru. Â Menanggapi pertanyaan tersebut Prof. Bisri mengatakan akan langsung menerapkan hal tersebut ketika ia sudah dilantik menjadi rektor UB. Tetapi, ia mengatakan yang menjadi permasalahannya adalah belum dilantiknya ia sebagai rektor UB. “Padahal UB sudah membuka penerimaan mahasiswa baru dari jalur SNMPTN,” tuturnya.

Radias pun menjelaskan bahwa SERDADU MUSI merupakan kajian rutinan dua minggu sekali yang diadakan oleh BEM FIA UB. “Tujuan diangkatnya tema ini adalah untuk mengetahui pandangan dari rektor baru tentang akreditasi UB yang turun. Selain itu kami juga ingin menarik kepedulian mahasiswa akan akreditasi UB sehingga diharapkan pada diskusi kali ini mahasiswa dapat menyalurkan aspirasi mereka tentang akreditasi UB. Kita mengambil tema ini juga dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS),” ucap Radias Pratama, ketua pelaksana SERDADU MUSI.

Reporter : Danar Yuditya Pratama dan Asti Faizati