Malang, DIANNS.org – Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) yang notabene menjadi ritual politik setiap tahunnya masih belum lepas dari drama kepentingan di antara panitia pelaksana. Adanya dualisme kepemimpinan di kubu Panitia Pengawas (Panwas) Pemilwa dibenarkan oleh Laras selaku koordinator Panwas. “Memang benar adanya dualisme kepemimpinan dalam Panwas,” ucap Laras ketika DIANNS mewawancarainya.
Laras menjelaskan dualisme terjadi karena ada dua faktor yang dijadikan rujukan dalam memilih koordinator. Secara budaya, anggota panwas memiliki hak untuk memilih koordinatornya. Sedangkan menurut undang-undang, Steering Committee (SC) memiliki hak untuk memilih koordinator. Laras menegaskan dirinya adalah koordinator dan dibuktikan dengan berita acara Pemilwa.
Laras menceritakan pasca pembekuan panitia Pemilwa selama dua pekan, dia siap untuk memimpin kembali jalannya Panwas. “Saya tidak ada kepentingan apa-apa. Saya bangga siapapun yang menang Karena politik FIA sangat keras. Contoh, saya tidak jadi koordinator toh saya tetap jadi mahasiswa dan gak mungkin dilibatkan. Walaupun kepemimpinan diambil alih oleh Eko. Laras rela jika harus mundur tapi jangan salahkan saya jika tidak diperbolehkan oleh MPM. Kemarin ketika Eko menjadi koordinator tidak disetujui oleh MPM,” ucapnya menutup sesi wawancara ini.
Reporter : Nindry Septya, Hesti Rahmadhani, Roihatul Musyafi