Pada tanggal 23 Februari 2016, ketiga besar, TolKidz (UTM), Legend (UGM), ReadPublic (Universiti of Malaya) sedang menunggu pengumuman pemenang yang akan dikirim langsung ke Internasional Business Model Canvas (IBMC) di Amerka Serikat. Acara ini sekaligus menjadi penutupan dari ESPRIEX 3.0 yang diselenggarakan di UB TV.

Malang, dianns.org – Kompetisi Business Model Competition (BMC) Entrepreneurial Spirit Exchange(ESPRIEX) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) telah memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya. Berbeda pada tahun sebelumnya yang belum memakaibrand ASEAN BMC Competition, tahun ini ESPRIEX 3.0 telah menyandang brand tersebut dengan berafiliasi dengan International Business Model Competition (IBMC) yang berpusat pada tiga perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat, yakni Stanford University, Harvard University dan Brigham Young University. Hasil dari kerjasama FIA UB dengan IBMC tersebut membuat pemenang dari ESPRIEX 3.0 akan langsung di kirim ke Amerika Serikat mewakili region ASEAN. Ya, pemenang dari ESPRIEX 3.0 ini akan langsung dikirim ke event IBMC yang pada tahun ini akan diselenggarakan di Microsoft Campus di Washington D.C. tegas M. Iqbal selaku ketua panitia dari pihak dosen.

Pemenang dari ESPRIEX 3.0 ini sendiri berasal dari University Technology Malaysia (UTM) yang bernama Liew Foong Ching, Chiong Sie Jing, Logaiswari Indiran. Mereka menciptakan sebuah gelang yang bisa mendeteksi perubahan emosi anak-anak berkebutuhan khusus dan berhasil keluar menjadi yang terbaik di ESRIEX 3.0 ini. Gelang yang kami ciptakan dapat mengidentifikasi perubahan emosi anak-anak berkebutuhan khusus, di gelang tersebut ada penanda yang dapat berganti warna sesuai dengan emosi anak tersebut. Jika berwarna merah maka dia dalam kondisi sedih, jika berwarna hijau maka mereka dalam kondisi senang. Tapi kami saat ini masih dalam tahap purwarupa,” jelas Logaiswari Indiran. Logaiswari juga menuturkan, apabila mereka telah selesai mengikuti kompetisi IBMC di Microsoft Campus, nantinya mereka akan memproduksi gelang tersebut pada kisaran 300-400 unit dan disebar ke masyarakat Malaysia untuk di uji coba. “Ketika kami menyebar gelang tersebut ke masyarakat, kami berharap ada sekitar 100-200 testimoni yang di dalamnya terdapat feedback dari masyarakat untuk pengembangan produk kami ujarnya.

Diwawancarai secara terpisah, M. Iqbal selaku ketua panitia dari dosen (perlu diketahui panitia Espriex ada dua, dari dosen dan mahasiswa) mengungkapkan keunggulan penyelenggaraan ESPRIEX tahun ini sudah mengacu dengan standarisasi internasional baik dari segi penilaian juri maupun dari aspek lainnya. M. Iqbal juga mengungkapkan bahwa peserta dari ESPRIEX 3.0 ini jangkauannya jauh lebih banyak ketimbang tahun lalu, yakni diikuti oleh 1200 mahasiswa dari enam negara. M. Iqbal juga menambahkan bahwa Espriex 3.0 tahun ini mengangkat tema Challenging ASEAN Economic Community dimana di era perdagangan bebas antar negara di region ASEAN ini menjadi tantangan yang cukup besar bagi para entrepreneur itu sendiri. Jadi, di tahun 2016 ini dimana sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menjadi tantangan bagi para entrepreneur begitu besar adalah dengan luasnya pasar Indonesia itu sendiri. Walaupun dengan adanya tantangan itu, masih banyak juga pesaing yang bermain di pasar tersebut. Kita ingin memposisikan entrepreneur ini dalam hal membuat suatu bisnis, selain berkontribusi ke masyarakat, juga memiliki nilai proposisi yang berasal dari kreativitas dan inovasi, jadi paradigmanya berubah dari selling ke creating and innovating

Ketika disinggung mengenai mekanisme pengiriman pemenang ESPRIEX 3.0 ke Amerika Serikat, Iqbal menuturkan bahwa ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak FIA UB sebagai penyelenggara. Seperti yang tercantum dalam promotional pack, pihak FIA UB akan menanggung seluruh akomodasi selama berada di Amerika Serikat termasuk tiket pesawat, karena itu sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai penyelenggara. Jika dinominalkan sekitar 6000-7000 USD kira-kira jelasnya.

Ketua pelaksana dari mahasiswa, yakni Natasya Leony Kristi, ketika diwawancarai DIANNS mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam karena rangkaian acara ESPRIEX 3.0 yang digagasnya bersama teman-teman panitia mahasiswa berlangsung lancar. Secara keseluruhan aku merasa puas melihat jalannya acara ESPRIEX 3.0 ini, temen-temen juga total banget kerjanya, dan euforianya itu dapet banget, Ketika ditanyai perubahan apa yang digagasnya dalam penyelenggaraan ESPRIEX 3.0 tahun ini, Leony sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa ia menggagas perubahan kategori bahasa pengantar pada ESPRIEX tahun ini. Kalau tahun lalu kita buka 2 kategori, yaitu yang menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, tetapi tahun ini aku berinisiatif mengubah kategorinya hanya menjadi kategori bahasa Inggris saja sebagai bahasa pengantar, dan ternyata hasilnya luar biasa tutur Leony.

Selain perubahan pada bahasa, menurut Leony perbedaan ESPRIEX tahun ini adalah dewan juri dari Brigham Young University, yakni Prof. Michael Hendon yang nantinya akan memberi pertanyaan kepada tim yang masuk tiga besar dan feedback dari segi hadiah yang ditawarkan kepada para peserta. Jadi juara I akan mendapat uang sebesar 2000USD plus dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti IBMC, juara II sebesar 1500 USD, juara III mendapat uang sebesar 1000 USD dan juara Pivot challengemendapat uang tunai sebesar 250 USD pungkasnya.

Foto oleh M. Rizky Setiawan