Reporter: Amalia Puspita dan Mechelin Dirgahayu S.
Adanya kerja sama antara FIA dengan AS ini diawali oleh program kerja tahunan dari FIA, yaituEntrepreneural Spirit Exchange (Espriex). Espriex hadir dengan format kompetisi model bisnis, Business Model Canvas yang telah dipopulerkan oleh Alexander Osterwalder. Espriex tentu berbeda dengan ajang perlombaan kewirausahaan sebelumnya yang kita kenal dengan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). PKMK menggunakan format business plan, dimana mahasiswa dituntut untuk membuat suatu rencana atau rancangan bisnis yang hasil akhirnya harus diterapkan. Sedangkan esensi dari IBMC adalah proses pengujian hipotesis bisnis yang telah dijalankan.
Espriex 3.0 yang digadang-gadang akan menjadi ajang seleksi tingkat ASEAN pada tahun depan rupanya bukan wacana belaka. Nantinya, pemenang dari Espriex business model competition ASEAN, secara otomatis lolos sebagai finalis untuk mengikuti IBMC yang diadakan tahun depan di Harvard University. Tak sendirian, FIA juga turut membuat Faculty Champion Espriex di University Technology Malaysia dan Singapore Polytechnic. Beberapa universitas lain rencananya juga akan dilibatkan, selebihnya, kompetisi ini akan disebarluaskan secara online.
Kerja sama ini tentu akan memberikan banyak keuntungan bagi FIA. Selain dapat memperkenalkan FIA kepada dunia sebagai institusi bisnis yang berkualitas, juga dapat melahirkan entrepeneur dengan pembekalan pembelajaran bisnis beserta metode-metodenya. “Kami ingin dengan adanya kerja sama ini, kami bisa melahirkan entrepreneur dengan rating kesuksesan yang lebih tinggi lagi, jauh dari sebelumnya. Dengan pendekatan model bisnis sebagai alat untuk mendesain bisnis,” terang salah satu dosen Administrasi Bisnis, Brillyanes Sanawiri. Tak hanya bagi nama baik fakultas, namun ajang kompetisi ini juga memberikan dampak positif bagi mahasiswa. “Kita dapat menambah wawasan mengenai BMC (Business Model Competition) kemudian kita bisa berkenalan dengan mahasiswa-mahasiswa lain di seluruh dunia. Kita juga menambah wawasan antarkampus,” ujar Dzikrillah, mahasiswa Administrasi Bisnis angkatan 2012.
Rencananya, tahun ini pada bulan Juli, registrasi perlombaan untuk tingkat ASEAN akan dibuka. Lalu, babak penyisihan akan dilakukan pada Desember dan final akan dilaksanakan antara Januari atau Februari. Selanjutnya pada bulan Mei pemenang dari Espriex business model competition ASEAN akan dikirim secara langung untuk masuk ke quarter final di Harvard University AS bersaing dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT), Stanford University, serta mahasiswa dari universitas-universitas asal Inggris, Kanada, Jepang, dan masih banyak lagi.
Mengenai ketentuan peserta dari Espriex, semua mahasiswa yang berada di ASEAN dapat mengikuti kompetisi ini. Setiap universitas, setiap fakultas, setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan produk baru dan layanan baru yang ingin dilahirkan ke dunia bisnis dan pasar.
Demi mendukung kegiatan Espriex ini, pihak fakultas telah mempersiapkan Entrepreneur and Inovation Laboratory (Laboratorium EI). Pintu laboratorium ini tidak hanya terbuka untuk mahasiswa yang telah memiliki ide bisnis atau demo untuk memulai bisnis saja, namun mahasiswa yang belum mempunyai ide dan memiliki keinginan untuk bergabung juga dipersilahkan untuk turut serta bergabung dalam laboratorium EI ini. Nantinya mahasiswa tersebut akan mengikuti proses workshop, kemudian dibina lagi untuk menyiapkan ide hingga ke bisnis model. Ketua Laboratorium EI, Brillyanes Sanawiri berharap mahasiswa yang hendak bergabung tidak membentuk tim sendiri yang hanya beranggotakan dari satu fakultas saja. Namun, harus ada kolaborasi dari fakultas lain untuk menemukan perbedaan yang lebih kompetitif lagi dalam mencapai sebuah solusi. “Dengan kolaborasi tersebut, pemecahan masalah yang tadinya sulit dipecahkan akan mudah,” ujar Brilly ditemui Tim DIANNS di ruangannya.
Keterlibatan FIA sebagai penyelenggara dari Espriex ini tentunya menjadi harapan besar bagi masyarakat FIA, khususnya mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis. “Kita inginnya FIA tidak hanya (sebagai) penyelenggara saja tapi juga terlibat dan menang,” harap Dzikrillah. Ajang kompetisi Espriex ini tentu sejalan dengan cita-cita Universitas Brawijaya untuk menjadi World Class Entrepreneural University(WCEU). Menjadi universitas yang unggul bertaraf internasional dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa adalah semangat dari WCEU ini. “Untuk kelembagaan, dari HIMABIS sendiri ikut senang dengan kerja sama tersebut karena nama FIA sendiri terangkat dan semakin lebar di mata dunia,” tambah Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (HIMABIS) tersebut.