Aksi solidaritas atas tragedi Stadion Kanjuruhan digelar oleh kawan-kawan dari Komunitas Selasa Baca, Universitas Negeri Malang (UM) di Taman Kunang-Kunang, Kota Malang, Selasa (4/10/2022) sore. Berdasarkan katadata.com, tercatat sudah 131 nyawa korban yang meninggal dunia akibat insiden Kanjuruhan. Aksi ini digelar sebagai bentuk keprihatinan dan belasungkawa atas meninggalnya korban dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) lalu. Selain itu, aksi ini dilakukan untuk menyerukan kepada pihak terkait untuk mengusut tuntas penyebab tragedi ini terjadi.
Pembacaan doa dilakukan sebagai pembuka aksi ini, disusul dengan orasi, sharing, dan melantunkan lagu-lagu. Aksi kemudian dilanjutkan dengan menyalakan lilin dan menabur bunga. Tuntutan utama yang disampaikan oleh para orator dalam aksi ini adalah pengusutan tuntas Tragedi Kanjuruhan. Massa meminta kepada pihak pemerintah untuk segera mencari pelaku tindak kejahatan dari tragedi ini, sekaligus mengadili mereka sesuai hukum yang berlaku.
Aksi tersebut dihadiri tidak hanya dari mahasiswa UM saja, melainkan juga dari beberapa kalangan masyarakat dalam maupun luar daerah Malang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Dito Dian Syafaringga, salah satu orator dan anggota komunitas Selasa Baca. “Saya kira cuma dari mahasiswa UM (saja). Saya kaget, ada temen-temen dari Surabaya, juga luar kota datang ke sini untuk partisipasi di acara ini,” ucapnya.
Dito yang lebih akrab disapa Penyu ini menyatakan bahwa dirinya bukan suporter Arema. Namun, atas panggilan kemanusiaan, dia turut hadir dan bersuara terkait tragedi Stadion Kanjuruhan. “Saya sebenarnya bukan suporter Arema. Tapi, menurut saya kejadian ini sangat menyedihkan dan tragis.” ungkapnya.
Dito mengungkapkan aspirasinya terhadap pihak-pihak terkait. “Untuk federasi (baca: Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)), jangan cuma nampang doang di balik baliho! Jangan cuma waktu sepak bola Indonesia saja baik-baik dia dateng! Giliran seperti ini, mereka sebenarnya menutup telinga dan mata,” serunya. Dito juga berpesan agar kejadian ini dapat menjadi momentum seluruh elemen suporter sepakbola Indonesia untuk bersatu.
Penulis: Alena (Staf Magang LPM DIANNS)
Editor: Ilham Laila