Aremania, pemuka agama dan elemen masyarakat lainnya melakukan aksi duka 1.000 lilin di Balai Kota Malang, Rabu malam (5/10). Aksi ini diadakan sebagai ungkapan duka atas Tragedi Kanjuruhan yang merenggut lebih dari 100 nyawa suporter Arema. Aksi ini bertujuan mengawal dan mengusut tuntas tragedi tersebut.

Aksi duka 1000 lilin yang berlangsung malam itu dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Arema. Aksi dilanjutkan dengan mengheningkan cipta seraya menyalakan lilin untuk mengenang para korban. Lantunan doa dan sholawat dikumandangkan oleh pemuka agama yang hadir pada aksi tersebut. Kemudian, satu per satu orator menyampaikan orasinya. Suara dan teriakan memenuhi jalanan. Tuntutan-tuntutan dan aspirasi disuarakan dari Aremania dan perwakilan massa aksi yang hadir. Aksi yang diiringi tangisan massa aksi berakhir dengan tabur bunga dan nyala lilin untuk korban tragedi Kanjuruhan.

Anto Baret selaku sesepuh Aremania mengajak massa aksi untuk mengawal dan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada korban. Lebih lanjut, dia menuturkan untuk mengungkap kasus ini secara terang-terangan sesuai hukum yang berlaku. “Kita tetap mengawal, jangan sampai ada fakta yang terselubung, jangan ada fakta yang tersembunyi!” tegas Anto Baret.

Hal senada disampaikan oleh salah satu perwakilan Aremania lainnya. Ia menyorot pelaku penembakan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan. Ia mendesak agar pelaku ditindak secara hukum dan diungkap pada malam ketujuh setelah kejadian. “Pokok e njalukku siji (baca: pokoknya permintaanku satu), malam ketujuh harus ditemukan pelaku penembakan gas ke arah tribun! Jangan hanya diturunkan jabatannya, tapi dituntut secara hukum!” ujarnya.

Ambon Fanda, perwakilan Aremania secara tegas menyampaikan bahwa aksi tersebut bukan dalam rangka memusuhi aparat. Ia juga mengajak massa aksi terus mengawal Tragedi Kanjuruhan agar diusut tuntas. Hal ini ditegaskan dengan tujuh pengembangan tuntutan usut tuntas dari Aremania. Tujuh tuntutan tersebut, yaitu:

  1. Mengusut perihal perbedaan jumlah korban di data dari kepolisian dengan realitanya
  2. Siapa yang bertanggung jawab atas regulasi FIFA terkait penggunaan gas air mata
  3. Berapa jenis dan jumlah gas air mata yang ditembakkan, dan oleh siapa
  4. Fakta kapasitas stadion dan jumlah tiket yang dijual
  5. Standar Operasi Prosedur terkait menit berapa pintu stadion harus dibuka
  6. Kesaksian pemain Arema atau Persebaya, apakah ada pemukulan atau hanya dirangkul
  7. Kelanjutan penolakan jam pertandingan yang harusnya sore hari, karena mementingkan rating penonton

Dukungan dan solidaritas usut tuntas tragedi Kanjuruhan turut datang dari Jakmania, pendukung Persija. Diky Sumarno, Ketua Umum Jakmania yang hadir di aksi duka 1.000 lilin, menyampaikan bahwa Jakmania akan selalu mendampingi Aremania untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan. “Jakmania akan selalu berada untuk Aremania, kami akan selalu hadir, dan selalu siap apapun dan kapanpun dibutuhkan oleh saudara-saudara kita, Aremania,” ujarnya.

Penulis: Maysiela Neiva dan Fritania Awani (Staf Magang LPM DIANNS)

Editor: Muhammad Ali Al Ridho